Mohon tunggu...
Rayi Sulistyaningtyas
Rayi Sulistyaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Mahasiswa Universitas aisiyah yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Suka Duka Dunia Perkuliahan di Masa Pandemi

24 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2021   08:21 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pada bulan Maret tahun 2020,Indonesia dihebohkan dengan munculnya suatu wabah virus yang sangat mematian.Virus tersebut adalah virus corona atau Covid-19,yang ditemukan pertama kali di Wuhan,Provinsi Hubei,China.

Virus ini sangat cepat bermutasi sehingga cepat menyebar.Penyebarannya bisa melalui cairan tubuh,seperti ludah dan darah,serta perantara benda yang sering digunakan untuk publik.Virus ini juga bisa menular melalui udara.Gejala yang timbul dari virus ini tidak bisa dilihat secara kasat mata,karena gejala yang muncul hampir sama 

Pendemi covid-19 memberikan dampak besar bagi dunia pendidikan,termasuk perguruan tinggi.Selama pandemi,pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengatur sistem pendidikan lebih lanjut.Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona Virus Disease(Covid-19),menghendaki agar seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang optimal namu tetap mengutamakan protokol kesehatan guna memutus rantai Covid-19 semaksimal mungkin.

Kondisi ini membuat semua perguruan tinggi di Indonesia menerapkan kebijakan kuliah daring atau kuliah onlie.Proses perkuliahan yang semula bersifat konvensional atau tatap muka di kelas harus bertransformasi menjadi perkuliahan daring(online) yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu.

Dengan adanya kebijakan tersebut,tentu saja ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh berbagai pihak,untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran secara daring. Oleh karena itu,pembelajaran secara daring ini menuai banyak polemic dibanyak kalangan.Terutama di kalangan mahasiswa dan orang tua.

Ada sebagian yang setuju akan kebijakan tersebut serta memiliki fasilitas yang sudah lengkap,berpendapat jika pembelajaran daring ini dapat menghemat biaya hidup mereka,seperti mengurangi konsumsi dan transportasi.Serta bagi mereka pengumpulan tugas lebih mudah karena hanya melalui platform dan aplikasi pada perangkat seluler atau komputer.Sedangkan,sebagian lagi beranggapan bahwa pembelajaran daring memberatkan dan kurang efektif untuk di berlakukan.Bagi mereka,tidak semua orang memiliki fasilitas yang lengkap serta kemampuan untuk menerima materi pembelajaran daring.

Akibatnya,pemahaman mahasiswa terhadap materi yang diberikan selama pembelajaran daring kurang maksimal.Selain itu,bagi dosen atau pengampu juga memiliki kesulitan dalam memberikan pemahaman mengenai pendidikan karakter kepada mahasiwa,yang seharusnya dilakukan secara langsung.

Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak membuat banyak pihak yang belum siap sepenuhnya.Tetapi, dengan seiring berjalannya waktu yang sudah lebih dari 1 tahun pandemi Covid-19 mewabah,dunia pendididikan khususnya perguruan tinggi sudah lebih siap dalam mempersiapkan kuliah daring dengan fasilitas-fasilitas yang selalu ditingkatkan.

Semua pihak berusaha menciptakan fasilitas-fasilitas yang mendukung dan mempermudah kuliah online agar tidak ada pihak yang terbebani.Tujuannya adalah agar mahasiswa masih tetap menerima materi dengan maksimal meskipun tidak tatap muka,bahkan menjadikan kuliah online sebagai wadah untuk meningkatkan wawasan karena tidak terbatas ruang dan waktu.Mereka bisa mendapatkan materi dari media manapun yang bisa di akses secara online dan cepat.

Setelah setahun lebih menjalani sistem kuliah daring,banyak keluh kesah dari mahasiswa dan orang tua.Mereka mengeluh bosan dan jenuh karena metode pengajaran yang dirasa semakin monoton dan tidak efektif.Terlebih pada semester tengah sampai akhir yang kebanyakan mata kuliah adalah praktikum,yang seharusnya mereka mendapat ilmu praktek secara langsung untuk bekal di masa kerja.Tetapi,yang didapat selama kuliah online mereka hanya dibekali video praktikum dari media digital dan mengharuskan mereka mengerti dan menelaah dengan caranya sendiri.

Beberapa dosen juga banyak memberikan tugas dalam porsi yang besar dengan harapan bahwa tugas dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif,kreatif,dan mandiri nyatanya tidak sesuai.Tugas-tugas tersebut justru menambah beban mahasiswa karena diberikan dalam setiap mata kuliah dan dalam porsi yang banyak.Bahkan tidak hanya itu,banyak kendala yang dialami mahasiswa seperti keterbatasan perangkat dan kendala sinyal yang dapat menghambat proses pembelajaran daring ini.Terutama bagi mereka yang tinggal di pelosok daerah yang masih sedikit akses internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun