Mohon tunggu...
Rayhanhaikal
Rayhanhaikal Mohon Tunggu... Mahasiswa - you can call me rey

i just wanna writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Masih Menarikkah TV?

6 Mei 2021   23:23 Diperbarui: 6 Mei 2021   23:56 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Peminat Industri tv di indonesia 3 tahun terakhir mengalami masa paceklik, ini bisa di artikan bahwa inovasi dan kreativitas para pelaku industri TV tidak memiliki taste yang sama dengan khalayak.

Ini di jelaskan pada Seminar "Strategi Media TV di Era 4.0 dalam Upaya Menjaga Eksistensinya" bahwa industri media massa terancam kehadirannya oleh Media sosial.

Dalam hal ini Media sosial mempunyai power yang cukup untuk mengancam pasar media massa, dimana media sosial memiliki no limit untuk para creator dan juga dalam segi konten yang di sajikan.

Abdul Kholik mengatakan “Dengan pola pikir yang sudah sangat digital berbasis teknologi tingggi, mereka hampir tak lagi membutuhkan pers konvensional” hal ini juga terbukti di kalangan masyarakat sekarang khusus nya generasi Y dan Z, dua generasi yang lahir dan tumbuh di era internet dan siber.

Hal ini juga menyebabkan banyaknya media cetak seperti majalah, koran, dan tabloid banyak yang gulung tikar.

Beradaptasi dengan zaman dan harus di manfaat kan oleh para pelaku industri media massa, dimana mereka juga berkolaborasi untuk menciptakan kreasi yang lebih fresh yang lebih bisa menjangkau dan menyesuaikan pasar yang ada.

Hal ini di buktikan beberapa perusahaan melakukan strategi baru demi eksistensi perusahaan, Beberapa perusahaan media massa telah melakukan merger, baik sesama perusahaan media sejenis maupun perusahaan media berbeda platform (merger, akuisisi, ekspansi)

Abdul Kholik juga mengatakan Strategi yang sudah di lakukan oleh Pelaku di industri media massa seperti Merger, “dilakukan untuk melakukan efisiensi, menguasai pasar dan iklan Melalui penggabungan perusahaan, media dapat menguasai informasi, termasuk mendistribusikan informasi yang terkait dengan kepentingan perusahaan bahkan pemilik”

Sudah tidak mungkin bahwa Media massa atau media cetak memaksakan segala inovasi yang kuno, untuk survive menyajikan hiburan yang menarik di tengah masyarakat.

Konvergensi juga salah satu strategi yang di katakan oleh Abdul Kholik, beliau mengatakan “Konvergensi dilakukan untuk menggabungkan atau mengintegrasikan media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke satu titik tujuan” “Konvergensi dilakukan dengan membuat produk media dalam berbagai format, seperti teks, audio, dan audio-video” “Konvergensi memungkinkan produk didistribusikan ke berbagai platform, seperti koran, majalah, e-paper, radio, televisi, dan portal”.

Abdul kholik juga menjelaskan mengenai strategi lainnya yaitu Layanan on demand.Layanan on demand adalah layanan yang menyediakan barang atau jasa ketika konsumen sedang menginginkannya.

Beliau mengatakan “Layanan ini diantaranya menyediakan film atau serial televisi melalui sebuah platform yang dapat ditonton oleh pelanggannya kapan pun dan di mana pun (Netflix, Disney+ Hotstar, Hulu)”.

Jadi, mau bagaimanapun strategi nya industri kreatif indonesia khususnya di media massa, cetak, maupun media sosial harus saling terintegrasi sama-sama saling mempunyai manfaat antar sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun