Mohon tunggu...
Raychan Assabiq
Raychan Assabiq Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Sedang cosplay menjadi Guru

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kuliah PAI Mengira Bakal Sejahtera, Setelah Lulus Miris Gaji Kalah Sama Buruh Pabrik yang Gajinya UMR

1 Mei 2024   09:55 Diperbarui: 1 Mei 2024   09:58 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya lulusan Universitas Muhammadiyah yogyakarta yang mengambil prodi Pendidikan Agama Islam(PAI) angkatan 2019. Saat ini saya menjadi guru honorer di sebuah sekolah menengah pertama di daerah Temanggung, awalnya saya mengira jadi guru bakal sejahtera tapi ternyata kalah sama buruh pabrik yang gajinya UMR.

Angan-angan saya ketika menjadi guru bakal sejahtera, karena seringkali melihat guru mengendarai mobil mewah. Hal inilah yang membuat saya semakin yakin menjadi guru, terlepas ibu saya berkeinginan anaknya menjadi guru, karena ibu juga lulusan pendidikan. Tapi sialnya ibu saya tidak pernah bilang, kalau jadi guru ada prosesnya(tidak langsung sejahtera) yang penting dilakuin dulu, lama-lama bakal sejahtera ujar ibu saya.

Gaji Guru Honorer Yang Tidak Manusiawi

Hingga saat ini saya sudah 7 bulan menjadi guru honorer di SMP Negeri daerah temanggung, dari awal mengajar hingga sekarang belum menemukan titik terang. Gajinya tidak nambah sama sekali, padahal peran guru begitu penting untuk mencerdaskan anak bangsa, tapi gajinya tidak manusiwi. Setiap bulan saya menerima gaji 582.000 itupun masih dipotong 100.000 untuk dana kekeluargaan dan simpanan pokok, dengan gaji segitu tentu saja saya merasa sangat kurang untuk kehidupan sehari-hari malahan hanya cukup untuk bensin.

                                                                                               

Teman saya yang bekerja menjadi buruh pabrik di kota semarang padahal Cuma lulusan SMK dan tidak kuliah gajinya lebih tinggi daripada saya, apalagi gaji buruh pabrik adalah UMR belum lagi tunjanganya yang sangat bikin iri. Lulusan S1 PAI mendapat gaji yang sangat tidak manusiawi dibandingkan buruh pabrik yang gajinya UMR.

Pada saat jam pelajaran saya bertanya kepada para siswa” adakah yang bercita-cita menjadi guru?” tidak ada satupun siswa yang bercita-cita jadi guru saya agak senang mendengarnya setidaknya tidak menghasilkan orang miskin baru karena gaji guru rendah

Kalau Gaji Guru Tidak Naik Fakultas Pendidikan Hanya Akan Mencetak Orang Miskin Baru

Gaji guru harus sesuai UMR, seringkali saya di beri motivasi “jadi guru itu harus ikhlas, gajinya di akherat apalagi guru PAI” menurut saya itu bukan memotivasi tapi demotivasi, dan beban kerja harus sesuai dengan gaji. Gaji harus menyesuaikan beban kerja, jika bebanya berat gajinya harus besar. Begitu juga sebaliknya. Hal inilah yang membuat saya menuntut gaji guru honorer atau guru non ASN harus layak. Prabowo gibran pernah berjanji disaat kampanye akan menaikan gaji guru sebesar 2 juta rupiah per oktober 2024. Mending lah daripada ratusan ribu setidaknya lebih manusiawi dan orang lebih berminat jadi guru

Tak heran jika fakultas pendidikan hanyalah sebagai tempat buangan, karena tidak di terima di fakultas impianya. Tapi tidak semua seperti itu adapun yang memang ingin jadi guru, tapi sangat di sayangkan masuk fakultas pendidikan tanpa cari tahu terlebih dahulu tentang nasib guru, namun jika hanya sekedar masuk dan mencari gelar menurutku tidak terlalu jadi masalah karena banyak pekerjaan yang lebih layak daripada guru.

Lulusan SMK Lebih Mudah Mencari Pekerjaan Daripada Lulusan S1 Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun