Mohon tunggu...
vepouvez
vepouvez Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

tidak perlu hebat untuk memulai tapi perlu memulai untuk menjadi hebat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Peluk Terakhir

26 September 2022   09:12 Diperbarui: 26 September 2022   09:25 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua hal berjalan, walaupun tidak semua baik-baik saja. Februari 2020 si kembar berulang tahun yang ke 7. Setiap tahun ibu dan ayah selalu membelikan satu anak satu kue, tak heran saat si kembar ulang tahun pun kue yang disajikan ada 2.

Entah kenapa hari itu adik perempuanku sangat pecicilan hingga ia tidak sengaja merusak kue adik keduaku, ia pun menangis dan merajuk. Tentunya itu mengundang amarah ibu, ibu menegur adik perempuanku. 

Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasanya.

Satu bulan kemudian, Maret 2020. Adik kedua ku tiba-tiba sakit, aku pikir itu bukan sakit yang serius, jadi aku tidak terlalu mencemaskannya namun ternyata aku salah.

14 Maret 2020 ia dilarikan ke rumah sakit karena pernafasannya yang tidak teratur. Saat itu perasaan sedih melihat adik yang kusayangi terkulai lemas dibangsal UGD dengan selang infus dan oksigen yang terpasang ditubuhnya. 

Ibu dan Ayah mulai resah, kenapa adikku tidak segera diberi tindakan? aku melihat banyak perawat berlalu lalang menyambut datangnya pasien yang tak henti datang, tapi aku mulai panik dengan keadaan adikku.

Tengah malam 15 Maret 2020, ibu dan ayah memutuskan untuk merawat adikku dirumah saja karena ibu rasa penyakit adikku tidak terlalu serius jika di rumah sakit saja hanya diberikan oksigen dirumah pun bisa. Tapi pada 16 Maret 2020 dini hari kesadaran adikku mulai menurun.

Tidak berpikir panjang ibu yang panik langsung menyalakan mesin mobil dan mengajakku untuk membawa adikku ke IGD, saking paniknya ibu menjalankan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata menuju salah-satu rumah sakit di Cimahi. Namun setelah keluar gerbang tol, dalam dekapanku merasakan denyut nadi adikku mulai melemah, pikiranku mulai kacau. 

"Bu... cepat bu... detak jantungnya melemah" ucapku lirih

"Kakak jaga adiknya... jangan sampai tertidur!! Sebentar lagi sampai" ucap ibu

 Setibanya di UGD aku berlari menuju bangsal dan memanggil dokter untuk segera memberi tindakan pada adikku. Namun tuhan berkehendak lain. Bagai tersambar petir di siang bolong dokter menuturkan bahwa adikku pergi. Adik yang amat ku sayangi telah pergi dan tak akan kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun