Transformasi digital yang berlangsung cepat menempatkan Indonesia pada posisi yang cukup menantang dalam hal literasi digital dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Meskipun memiliki salah satu populasi pengguna internet terbesar di dunia, negara ini masih menghadapi ujian kompetensi dalam menggunakan teknologi secara efektif, aman, dan kritis.
Kondisi Literasi Digital di Indonesia
Hasil terkini dari Indeks Literasi Digital ASEAN menempatkan Indonesia pada posisi terakhir dalam literasi digital di antara negara-negara lain: Singapura, Malaysia, dan Thailand. Indonesia memiliki tingkat literasi digital hanya 62%, jauh di bawah rata-rata ASEAN yang mencapai 70%. Singapura patut dicontoh, dengan 76% yang menunjukkan tingkat pemahaman dan penggunaan teknologi digital yang tinggi di kalangan masyarakatnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengidentifikasi kesenjangan digital yang signifikan sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya skor ini. Meskipun kota-kota seperti Jakarta dan Surabaya memiliki infrastruktur internet yang baik, daerah pedesaan dan terpencil masih belum memiliki akses yang memadai terhadap teknologi.
"Kita mungkin memiliki lebih dari 200 juta pengguna internet, tetapi tidak semua dari mereka tahu bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak atau aman. Banyak yang masih rentan terhadap kejahatan siber dan informasi yang salah," jelas Dedy Permadi, juru bicara Kementerian Kominfo.
Analisis Perbandingan dengan Negara ASEAN Lainnya
Negara-negara tetangga ASEAN menunjukkan upaya yang lebih kuat dalam mengintegrasikan literasi digital ke dalam keseharian:
- Singapura menduduki peringkat teratas, dengan pendidikan digital yang terperinci yang diperkenalkan sejak usia dini. Pendidikan ini tidak hanya menekankan pada pembelajaran keterampilan teknis, tetapi juga pemikiran kritis dan etika digital.
- Malaysia telah menerapkan pusat pelatihan digital komunitas untuk memberikan keterampilan digital dasar bagi mereka yang kurang terlayani.
- Thailand dan Vietnam telah bekerja sama dengan sektor swasta dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan siber dan keselamatan digital.
Sebaliknya, Indonesia masih menghadapi masalah mendasar, seperti kurangnya kesadaran tentang privasi data. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Data Protection ASEAN, hanya 43% masyarakat Indonesia yang memahami pentingnya perlindungan data pribadi, jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata di ASEAN yang mencapai 60%.
Mengapa Literasi Digital Penting
Literasi digital mencakup lebih dari sekadar penggunaan keterampilan teknis; literasi digital juga mencakup kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara kritis dan menavigasi lingkungan digital secara bertanggung jawab. Mengingat maraknya informasi yang salah saat ini, literasi digital memainkan peran penting dalam menjaga kohesi sosial dan stabilitas negara.
Shinta Widjaja Kamdani, seorang ahli dalam isu teknologi, memberikan pandangannya tentang tantangan ini. "Tantangan terbesar bagi Indonesia adalah peningkatan kapasitas warganya agar mereka mampu menyaring informasi yang kredibel dari hoax dan misinformasi," ujarnya.