Mohon tunggu...
Ratu Kodu
Ratu Kodu Mohon Tunggu... Editor - Apapun

tuangkan segala sesuatu yang kamu rasakan melalui sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Duka" dan "Harapan"

2 April 2020   17:51 Diperbarui: 2 April 2020   18:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tahun, banyak manusia yang melakukan adat atau kebiasaannya untuk menyambut tahun baru yang akan datang. yakni, dengan mengucapkan berbagai macam "Harapan" yang baik untuk terjadi di tahun selanjutnya// entah itu dengan berdoa di tempat ibadah ataupun berdoa hanya melalui tulisan yang mereka tuliskan di sosial media.

Sama halnya pada awal Tahun 2020 banyak sekali manusia mengharapkan atas semua hal-hal yang baik segera dan terus terjadi. Tapi apa yang terjadi? dari awal tahun tepat pada bulan Januari, Tuhan berkehendak lain dan belum mengabulkan semua harapan manusia yang mereka pikir adalah harapan terbaik bagi mereka melainkan Tuhan memberikan cobaan kepada semua manusia yang ada di muka bumi ini.

Tepat pada awal bulan Januari, Australia mengalami kebakaran hutan yang sangat hebat sehingga mengakibatkan kerugian serta banyak sekali hewan-hewan yang mati akibat kebakaran tersebut. Masuk pada bulan februari dimana banyak orang mengkatakan bahwa februari adalah Bulan penuh kasih sayang untuk kita semua. Tapi berbeda dengan Brazil, tepat pada tanggal 1 februari 2020 Brazil mengalami bencana alam yang dimana bencana tersebut adalah gempa serta tanah longsor. 

Kemudian kita berpindah ke bulan Maret, masih dengan harapan yang sama yaitu semua manusia mengharapkan yang terbaik datang di bulan ini. Tapi apa kenyataannya? Tuhan masih belum juga mengabulkan doa serta harapan semua manusia, karena tepat pada tanggal 4 Maret, indonesia berduka karena turunnya hujan lebat yang mengakibatkan banyak daerah-daerah yang mengalami banjir serta longsor. Bukan hanya itu saja dampak dari hujan lebat yang turun secara tiba-tiba ini pun mengakibatkan banjir bandang untuk pertama kalinya yang terjadi dan di rasakan oleh saudara-saudara kita di Bolaang Mongondow Utara dan Bolaang Mongondow Raya. Sehingga dari banjir tersebut membuat banyak kerugian yang di rasakan oleh mereka dan merenggut beberapa nyawa dari beberapa anggota keluarga mereka, hingga akhirnya mereka membutuhkan bahkan sangat membutuhkan bantuan dari kita semua.

Masih pada bulan maret, bencana di Bolaang Mongondow belum juga selesai kini Tuhan memberikan kembali musibah untuk kita semua yang dimana musibah ini bukan hanya di rasakan oleh Indonesia melainkan di rasakan oleh semua Negara. Musibah yang di berikan Tuhan kepada dunia yaitu "COVID-19" yang di mana dari virus ini sudah banyak nyawa yang melayang dan banyak negara mengalami kerugian besar untuk masalah perekonomian dalam negara mereka masing-masing.

Virus ini membuat dunia menderita, yang mewajibkan manusia di seluruh dunia untuk menjaga jarak  dengan sesama manusia bahkan di wajibkan untuk mengkarantina diri atau berdiam diri di rumah saja. Adapun mereka yang berprofesi sebagai dokter, perawat maupun para anggota medis lainnya ini berbanding terbalik dengan manusia lainnya yang di wajibkan di rumah tapi mereka malahan harus dan sangat di wajibkan untuk bekerja di rumah sakit untuk menangani orang-orang yang terkena virus mematikan ini. Dengan adanya virus ini para tim medis sangat kewalahan dalam menangani banyaknya pasien sehingga waktu mereka untuk bertemu keluarga sanak saudara pun sudah tak ada. Bukan hanya tak mempunyai waktu untuk keluarga melainkan banyak juga dari tim medis yang meninggal dunia akibat penularan dari virus yang sangat serius ini.

COVID-19 ini bukanlah hal yang sepele untuk dunia, virus ini dapat menyebabkan peningkatan sangat pesat atas penularannya bahkan dalam kurun waktu 30menit-1jam banyak bertambahnya nyawa yang melayang atas virus ini. Covid-19 ini pun selain merugikan banyak negara juga mengakibatkan banyak nya tempat ibadah yang dengan sangat terpaksa harus di tutup dan banyak negara yang harus di lockdown dan juga banyak jatuhnya air mata kesedihan yang tak kunjung meredah.

Maka dari itu dari segala duka yang terjadi, manusia masih selalu menyimpan harapan yang baik untuk terjadi di bulan selanjutnya dan mereka tak pernah putus asa atas harapan-harapan yang mereka inginkan. 

Tapi sayangnya, terlalu banyak manusia yang membuat harapan mereka hanya sekedar ucapan melalu tulisan di sosial media di bandingkan mereka mengucapkan nya disaat melakukan ibadah di tempat yang sesuai keyakinan mereka. Lantas, apakah harapan dan doa hanya sekedar pencitraan bagi manusia yang memiliki keinginan tapi tak menyadari akan kekuasaan Tuhan yang begitu besar?

 jangan hanya ingin menikmati keindahan dunia tetapi menjaga alam serta keindahan dunia lainnya susah untuk kita lakukan. Cobalah kita semua sebagai manusia mulai mengintropeksi diri, tanyakan pada diri sendiri tentang apa yang sudah di lakukan sehingga Tuhan mulai menunjukkan kemurkaannya kepada dunia. 

Awal april aku pun berharap melalui tulisan ini, semoga Manusia akan segera sadar dan kemurkaan Tuhan akan segera berakhir. Biar kita semua manusia dan ciptaan Tuhan lainnya bisa kembali merasakan indahnya alam dan isi dunia yang di ciptakan oleh Tuhan Semesta Alam.

Semoga, dunia segera membaik dan pulih kembali. aamiin...

-2 april 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun