Terinspirasi dari pembahasan magnet rejeki oleh beberapa nara sumber termasuk oleh ustadz Nasrullah pada bukunya, " Magnet Rejeki". Â Kali ini saya memilih untuk mengaitkannya dengan rumah tangga. Pada sebuah podcast pernah disinggung terkait kisah Maryam, seorang wanita muslimah yang Allah jaga dirinya dari keburukan. Ibu dari seorang nabi yang mulia, yaitu Isa a.s. ketika itu pamannya, menemukan beberapa jenis makanan didalam mihrab (tempat beribadah) Maryam. Saat ditanyakan dari mana asal makanan itu, Maryam berkata, kalau itu adalah dari Allah.Â
Pada Awalnya dari kisah itu, banyak yang berbeda pandangan terkait rejeki. Ada yg mengatakan rejeki bisa datang sendiri ada yang mengatakan bahwa rejeki harus diusahakan tidak dapat datang sendiri.Â
Namun, menarik nya mayoritas berpendapat bahwa rejeki itu ad yang sudah Allah tetapkan untuk nya, bahkan sampai jika ia ada didalam rumah rejeki itu bisa datang sendiri padanya. Tai ada rejeki yang memang harus kita ikhtiar kan mendekati nya, baru bisa mendapatkan nya.Â
Kali ini saya mencoba mengkaitkan dengan peran seorang istri. Yang rupanya salah satu tugas nya adalah menjaga magnet rejeki dalam rumah tangga. Tulang rusuk ini memang luar biasa fungsinya, menjaga banyak organ penting dalam tubuh. Dan tak perlu kita tanyakan lagi, "lalu untuk apa laki-laki?", kita sudah tau jawabannya, suami menjadi tulang punggung nya, penanggung jawab akan berjalan nya fungsi tulang rusuk ini.Â
Fungsi yang sering terlupakan seorang istri adalah pusat kalibrasi keimanan dalam sebuah rumah tangga. Ia yang lebih banyak dirumah, ia yang Allah jaga dari distraksi dunia. Ia pula yang akan menjadi sosok yang lebih sensitif tentang kondisi keimanan setiap anggota keluarga nya. Yaitu anak-anak dan suaminya.Â
Hingga peran nya menjadi penjaga magnet rejeki ini juga tidak lebih dari keutamaan perannya.Â
Lalu bagaimana seorang istri menjalankan perannya sebagai penjaga magnet rejeki?
Menjaga magnet rejeki bukan berarti harus eksekusi bergerak menjemput rejeki. Bahkan Ia bisa menjaganya dari rumah. Dengan menjaga kedekatan padaNya, dan memperbaiki akhlak nya. Ia sedang berikhtiar menjaga magnet rejeki pada rumah tangga. Detail nya bisa dibaca pada buku-buku terkait magnet rejeki..
Rejeki bukan, tentang uang. Uang hanya alat tukar. Rejeki itu lebih luas dari itu. Kesehatan, keimanan, keamanan, kenyamanan dsb. Itu juga rejeki yang Allah kasih.Â
Namun, akibat kekeliruan mendefinisikan rejeki. Hari ini begitu banyak istri yang lengah akan fungsinya menjaga magnet rejeki. Walhasil, ia seperti mengejar seekor ayam dan membiarkan banyak buah-buahan, sayuran, dll yg ada didekatnya. Ia pikir ayam yg jauh itulah rejeki, yang akan menyelamatkan hidupnya.