Mohon tunggu...
Ratnaningsih
Ratnaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu rumah tangga dari Kab. Lamongan

Suka membaca dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Artikel Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

16 September 2022   13:00 Diperbarui: 16 September 2022   13:19 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan Budaya Positif di SMP Negeri 1 Turi Lamongan

Oleh:: Ratnaningsih, M.Pd.

CGP Angkatan 5

Kabupaten Lamongan

A. LATAR BELAKANG

Budaya positif pada hakekatnya adalah perwujudan nilai-nilai kebajikan universal yang diterapkan di sekolah. Budaya positif terbentuk dari karakter-karakter baik, karakter baik tumbuh dari kebiasaan-kebiasaan baik, dan kebiasaan baik bermula dari lingkungan yang positif, yaitu lingkungan yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, dan saling bekerja sama. Guru merupakan sosok yang paling bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan positif tersebut.

Menurut convergentie theory, seorang anak yang lahir seumpama selembar kertas putih yang sudah ditulisi penuh, tetapi tulisan yang masih samar. Tugas pendidikanlah untuk menebalkan tulisan samar yang baik, agar dapat nampak sebagai budi pekerti yang baik. Sementara tulisan samar yang jelek dibiarkan saja agar semakin samar, jangan sampai menjadi tebal. Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, bahwa tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kodrat anak, agar anak dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dan itu bisa tercapai jika di sekolah diterapkan budaya positif.

Budaya positif di sekolah ditandai dengan adanya disiplin positif yaitu disiplin yang bertujuan untuk menanamkan motivasi internal pada murid. Adanya perubahan paradigma tentang solusi terhadap murid yang melakukan kesalahan/ melanggar kedisiplinan, bukan dengan hukuman atau konsekuensi melainkan dengan restitusi terdiri dari tiga langkah yang disebut segitiga restitusi. Menghindari pemberian penghargaan yang bisa berdampak negatif kepada murid. Penerapan posisi kontrol guru terhadap murid yang tepat, yaitu sebagai manajer. Dan penerapan nilai-nilai kebajikan universal dalam bentuk keyakinan sekolah/ kelas yang diwujudkan dalam kesepakatan kelas.

Budaya positif dapat terwujud apabila didukung oleh seluruh warga sekolah, mulai kepala sekolah, guru, murid, maupun orang tua/ wali murid. Untuk itulah, saya sebagai calon guru penggerak merasa perlu berbagi kepada semua warga sekolah, agar nantinya dapat berjuang mewujudkan budaya positif di sekolah bersama-sama. Segala sesuatu jika dilakukan Bersama, seberat apapun itu akan terasa lebih ringan dan mudah.

B. TUJUAN

Menerapkan  Budaya Positif di SMP Negeri I Turi melalui disiplin positif, merubah paradigma posisi kontrol guru, pananganan ketidakdisiplinan dengan restitusi dan penerapan nilai-nilai kebajikan universal melalui keyakinan  kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun