Mohon tunggu...
Ratna Dewi
Ratna Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Suka Jalan-jalan dan nonton film, Menambah Wawasan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nikmati "Pizza Jepang" yang Ada Sebelum Perang Dania II

12 November 2016   13:18 Diperbarui: 13 November 2016   01:11 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Hiroshima di malam hari bermandikan cahaya. Jalan-jalannya yang lumayan lebar selalu dihiasi dengan “Street Car”, yaitu sejenis tram yang hilir mudik ke seantero kota. Barangkali Hrioshima adalah salah satu dari beberapa kota besar di Jepang yang tidak memliliki kereta bawah tanah.

Setelah sejak pagi dan sore berkeliling kota dan melihat-lihat tempat bersejarah dan penuh dengan monumen yang menggugah jiwa, tibalah waktunya untuk sekedar melepas lelah sambil menikmati suasana malam Hiroshima. Tujuannya adalah Okonimimura dan tetap  dengan bus merah Meirupu-pu. Lumayan 400 Yen yang membawa kita keliling kota seharian.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bus berhenti di sebuah jalan yang tidak terlalu lebar.  “Shintenchi Okonomimura”,  lampu neon warna-warni dengan tulisan Kanji ada di depan sebuah bangunan yang terletak di kawasan Shintechi, Naka-ku, di pusat kota Hiroshima.  

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Welcome to Okonomimura”, sebuah papan besar berisi informasi nama-nama gerai dan restoran yang ada di lantai 2 sampai 4 ada di depan bangunan. Lengkap juga dengan gambar chef dan suasana di masing-masing lokasi. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
To move to the Okonomi-Village you can use the back of the elevator” Sebuah petunjuk dalam bahasa Jepang dan terjemahan Inggris yang sedikit  lucu mengarahkan saya ke lift di bagian belakang gedung.  Rupanya ini yang dimaksud  the back of the elevator.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Wisata kuliner di Okonomimura dimulai di lantai 2. Begitu keluar lift, pemandangan pertama yang menyambut adalah sepasang okonomiyaki yang teronggok di atas pemanggangan raksasa yang tepat ada di depan meja makan. Di tempat ini, hanya terlihat sepasang pelanggan yang sedang duduk menunggu makanan sedang disiapkan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Di gerai sebelahnya,  tukang masak tampak sedang memoles okonomiyaki  yang sudah hampir siap.  Sekilas okonomiyaki memang mirip dengan telur dadar atau pizza. Bentuknya bundar dan ditengahnya terlihat sayuran yang diapit adonan campuran telur dan tepung.  

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya pindah ke kedai sebelahnya lagi. Di sini terlihat okonomiyaki yang masih belum terlalu matang. Warna kulitnya masih kuning muda dibandingkan dengan yang telah hampir siap dimana warna akan mirip dengan martabak yang kuning kecoklatan.

Masih penasaran dengan kampung Okonomiyaki ini, wista kuliner dilanjutkan dengan naik lift ke lantai tiga.  Gerai-gerai disini juga hampr mirip dengan di lantai dua.  Di salah satu gerai tertera menu dalam Bahasa Inggris dan dari sinilah kita dapat mengetahui lebih banyak tentang makanan khas dari Hiroshima ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ternyata okonomiyaki terbuat dari bahan dasar terigu,  kol, tauge, telur, rempah-rempah dan juga mie dan juga beberapa iris daging babi. Tertulis juga We can hold pork, please feel free to ask”.  Dalam daftar menu terdapat banyak pilihan tambahan baik sea food seperti udang, kerang, bahkan keju.  Satu-satunya menu yang tidak mengandung babi adalah Vegetarian Menu, dimana semua daging baik ikan dan babi tidak disertakan.

Vegetarians Welcome” demikian  tampak pada menu di resto yang lain. Hampir mirip dengan di tempat lainnya pilihan menunya adalah Deluxe Seafood, Seafood, Oyster, Fried Egg, Cheese, dan rice cake”.  Harganya berkisar dari 950 Yen hingga 1780 Yen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun