Mohon tunggu...
Ratna Juwita
Ratna Juwita Mohon Tunggu... Dosen

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dosen dan Mahasiswa Bioteknologi UM Kembangkan Krim Penyembuh Luka Akut dari Kolagen Ikan Patin dan Bunga Ixora, Dukung SDGs

17 Juni 2025   23:12 Diperbarui: 17 Juni 2025   23:12 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Proses Pengambilan Kulit Ikan Patin

Malang, 17 Juni 2025 --- Inovasi berbasis hayati kembali dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Program Studi Bioteknologi FMIPA Universitas Negeri Malang (UM). Penelitian ini dipimpin oleh Ratna Juwita, M.Sc., Ph.D., bersama tiga mahasiswa bimbingannya, yakni Nailah Putri Ginting, Nazhifa Ayla Azzura Fadhillah, dan Abigail Graciela. Mereka tengah mengembangkan produk biofarmasetika bertajuk "Modifikasi Kolagen Kulit Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) dan Ekstrak Bunga Ixora javanica sebagai Bahan Aktif dalam Formulasi Krim Penyembuh Luka Akut."

Penelitian ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-3 (Good Health and Well-being), ke-12 (Responsible Consumption and Production), dan ke-14 (Life Below Water). Inovasi ini mengusung prinsip pemanfaatan limbah biologis dan tumbuhan lokal yang bernilai tinggi sebagai bahan baku produk kesehatan yang berkelanjutan.

Kulit ikan patin, yang selama ini menjadi limbah dari industri perikanan, dimanfaatkan sebagai sumber kolagen alami yang dimodifikasi agar memiliki aktivitas regeneratif tinggi terhadap jaringan kulit. Sementara itu, bunga Ixora javanica dipilih karena kandungan senyawa bioaktifnya seperti flavonoid, tanin, dan senyawa antimikroba yang efektif dalam membantu proses penyembuhan luka.

"Kolaborasi antara protein struktural dan senyawa fitokimia ini membuka peluang besar dalam menciptakan produk penyembuh luka yang efektif, alami, dan ramah lingkungan," jelas Ratna Juwita, M.Sc., Ph.D. Penelitian ini telah memasuki tahap uji laboratorium untuk mengamati kecepatan regenerasi jaringan kulit serta potensi antibakteri dari krim tersebut.

Selain inovatif, riset ini juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk terapeutik lokal yang dapat menggantikan salep sintetis impor. Dengan formulasi berbasis bahan hayati, krim ini diharapkan aman, terjangkau, dan mudah diterima oleh masyarakat luas, terutama dalam penanganan luka akibat kecelakaan atau pasca-operasi.

Ke depan, tim peneliti berencana melakukan uji lanjut dan menjajaki kerja sama dengan mitra industri kesehatan dan UMKM di bidang produk perawatan kulit berbasis bioteknologi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun