Terbukti bahwa pada awal tahun ini negara-negara maju telah menampakkan terjunnya harga pada pasar saham. Kekhawatiran tentang potensi bencana di industri perbankan AS, First Republic dan ekuitas bank lainnya anjlok pada Jumat, 17 Maret 2023 kemarin.Â
Wall Street di AS dibuat jatuh ke level 31.861,98 poin, Dow Jones Industrial Average turun 1,19%. Nasdaq Composite turun 0,74% menjadi 11.630,51 poin dan S&P 500 turun 1,1% menjadi 3.916,64 poin. Tak hanya AS, pasar saham Eropa juga turun pada hari Jumat.Â
Semua sektor berkontribusi pada penurunan hari terakhir indeks Eropa Stoxx 600 sebesar 1,21%. Indeks DAX Jerman turun 1,33%, indeks CAC 40 Perancis turun 1,43%, dan indeks FTSE 100 Inggris ditutup melemah 1,01%. Namun tidak hanya berita keanjlokan saja, ada pula angin segar mengenai bantuan perbankan untuk memberikan suntikan dana dari First Republic Bank dan Credit Suisse. Â
Dilansir dari D'Origin Financial & Business Advisory, pada pasar bulan maret 2023 ini, harga minyak mentah anjlok drastis membuat kekhawatiran pada pasar modal. Hari Jumat, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2023 turun 2,4% menjadi US$66,74 per barel di New York Mercantile Exchange. Di London ICE Futures Exchange, harga minyak Brent untuk pengiriman Mei 2023 turun 2,3% menjadi US$72,97 per barel. Harga minyak WTI dan Brent masing-masing turun 13% dan 12% dari minggu sebelumnya.Â
Sedangkan, terjadi kenaikan signifikan pada harga emas ke level tertinggi 11 bulan, menghapus keuntungan dari penurunan pada hari Kamis. Kombinasi antara merosotnya Dolar AS dan persepsi krisis keuangan, yang mendorong pembelian aset-aset safe haven, mendorong kenaikan ini. Hal ini membuktikan bahwa pasar saham terus berfluktuasi. Namun dalam berjalannya waktu selalu ada kenaikan stocks dan penurunan stocks. Permainan didalamnya harus diteliti sedemikian rupa untuk mendapatkan keuntungan dengan menerapkan strategi-strategi dalam berpasar saham.