Mohon tunggu...
narablog
narablog Mohon Tunggu... opini | mahasiswa

dikelola oleh harun alulu

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tumbilotohe: Cahaya yang Benderang di Jalan, Gelap di Lumbung Rakyat

25 Maret 2025   19:34 Diperbarui: 25 Maret 2025   19:52 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
harun alulu | ketum KPMIP - Limboto

Cahaya di Jalan, Bukan di Kehidupan

Maka, jangan heran kalau Tumbilotohe di Pohuwato begitu gemilang.

Jalanan kota terang benderang. Pemerintah dengan bangga menyulut ribuan lampu minyak, memberi kesan bahwa kemakmuran sedang dirayakan.

Tapi masuklah ke pelosok desa. Ke rumah-rumah petani, nelayan, buruh kebun, mereka yang hidup di bawah bayang-bayang industri besar. Apakah mereka merasakan terang yang sama?

Di sana, terang hanya milik lampu-lampu Tumbilotohe, bukan milik kehidupan mereka.

Mereka tetap harus berjuang di bawah remang-remang kebijakan yang lebih berpihak pada pemodal.

Mereka tetap harus mencari keadilan di tengah bisingnya mesin-mesin industri.

Mereka tetap harus mempertanyakan: Untuk siapa semua kekayaan ini sebenarnya?

Tumbilotohe: Antara Tradisi dan Ironi

Tumbilotohe, dalam maknanya yang paling dalam, adalah petunjuk.

Ia adalah cahaya yang seharusnya mengarahkan kita ke jalan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun