Mohon tunggu...
Rasyid Musdin
Rasyid Musdin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa (2015)

Apa saja saya tulis, asalkan bisa di tulis. Musik Klasik kesukaanku, bermimpi dan mendaki adalah jiwaku, buku adalah kekasihku, dan membaca buku adalah kewajibanku. Dengan menulis, dunia mengenalku. Dunia mengenalku, maka aku adalah pelaku sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan, Permohonan Damaiku

3 Desember 2018   18:58 Diperbarui: 4 Desember 2018   11:38 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.bhogonline.org

Seakan rasa menjauh dalam dekapanmu.

Garis-garis takdir yang kau ukir, terbalut  debu berselimut tabu.

Goresan takdir membawaku pada buaian syair palsu.

Syair-syair setan berubah menjadi kalimat indah atas nama firmanmu namun palsu, hingga aku terjibaku dalam lalai dan nafsu

Tuhan, masikah kita berdamai.?

Masikah kita berjanji tak saling menyakiti hati.?

Atau mengakhiri perang yang sudah lama tak berhenti.?

Atau mungkin, kita kembali pada masa perang itu lagi.? 

Tuhan, aku tak mampu mengalahkanmu.

Jangankan menang melawanmu.  Mengalahkan waktu saja aku tak mampu, apalagi harus beradu dengan kuasamu.

Bisa-bisa aku mati ditanganmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun