Seakan rasa menjauh dalam dekapanmu.
Garis-garis takdir yang kau ukir, terbalut  debu berselimut tabu.
Goresan takdir membawaku pada buaian syair palsu.
Syair-syair setan berubah menjadi kalimat indah atas nama firmanmu namun palsu, hingga aku terjibaku dalam lalai dan nafsu
Tuhan, masikah kita berdamai.?
Masikah kita berjanji tak saling menyakiti hati.?
Atau mengakhiri perang yang sudah lama tak berhenti.?
Atau mungkin, kita kembali pada masa perang itu lagi.?Â
Tuhan, aku tak mampu mengalahkanmu.
Jangankan menang melawanmu. Â Mengalahkan waktu saja aku tak mampu, apalagi harus beradu dengan kuasamu.
Bisa-bisa aku mati ditanganmu.