Mohon tunggu...
Rasawulan Sari Widuri
Rasawulan Sari Widuri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang berbagi hal yang menarik dengan orang lain

Jakarta, I am really lovin it !

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jadilah Konsumen yang Cerdas dan Bijak di Tengah Wabah Corona

15 April 2020   13:42 Diperbarui: 15 April 2020   13:43 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dokumen Pribadi Rasawulan Sari Widuri 

Jika ada pengeluaran yang saya rasa terlalu tinggi, saya  mulai mencoba menyiasatinya agar nilainya lebih kecil. Contohnya adalah tagihan PDAM yang saya rasa nilainya tinggi. Setelah saya investigasi hal ini dikarenakan saya punya kebiasaan untuk menyalakan air di bak kamar mandi namun lupa mematikan kran air. Tentu saja tagihannya tinggi dan airnya terbuang percuma. Akhirnya saat ini saya disiplin untuk selalu mematikan kran air pada saat bak mandi sudah penuh. Cukup sulit memang pada awalnya. Namun seiring waktu saya dapat mengatasi hal ini.

Saya juga melakukan alokasi untuk pembelian makanan sehari-hari (beras, nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) dan kebutuhan sehari --hari (sabun, shampoo, pasta gigi). Hal ini mengingat memasak di rumah lebih higienis dan murah. Sedangkan untuk kebutuhan sehar-hari, dapat dibeli secara cerdas dengan membandingkan harga di beberapa toko. Saat ini beberapa toko online bahkan menawarkan banyak diskon untuk sembako dan kebutuhan harian. Namun yang perlu diingat pastikan bahwa kita hanya membeli barang secukupnya saja. Panic buying dalam berbelanja hanya akan membuat pengeluaran membengkak. Mulailah berpikir bijak dan cerdas sebagai konsumen.

Mengurangi Pengeluaran untuk Kebutuhan Sekunder 

Kebutuhan sekunder menurut saya dipengaruhi oleh lingkungan sosial kita. Contohnya adalah kongkow di coffe shop. Pada saat saya masih bekerja, jadwal menyambangi coffe shop adalah minimal 2 kali dalam setiap minggu. Sehingga ada istilah 'gak lengkap tanpa ngopi di coffe shop'. Tentu saja pada saat saya datang ke coffe shop, saya tidak sekedar membeli satu gelas kopi namun juga ditambah penganan lain. Dan berdasarkan kalkulasi saya, jumlah pengeluaran untuk kongkow ini cukup besar.

Akhirnya saat ini saya mengurangi bahkan memangkas pengeluaran untuk kongkow, apalagi sejak adanya kebijakan physical distancing. Namun mengingat minum kopi adalah salah satu pelengkap dalam keseharian saya, saat ini saya menggantinya dengan membuat kopi racikan sendiri. Apalagi sekarang sedang trend membuat kopi dalgona di sosial  media. Sedangkan untuk hidangan pelengkap, saya bisa membuatnya sendiri dari resep yang banyak beredar di Instagram, facebook ataupun cukup mencari di kanal google. Keduanya tentu jauh lebih hemat dan higienis.

Melakukan Diversifikasi Pendapatan

Saya mempunyai investasi berupa reksadana dari penghasilan yang saya punya sebelumnya. Saat ini NAB (Nilai Activa Bersih) harian reksadana saya turun sekitar 20%. Hal ini terjadi mendadak di pertengahan Bulan Maret. Hanya dalam kurun waktu satu minggu. Saya tentu saja kaget dan shock.

Namun setelah saya cek saldo tabungan dan juga lakukan 3 hal di atas, saya berpikir bahwa tindakan untuk melakukan redemption (penjualan dana) bukanlah tindakan cerdas. Saya hanya akan melakukan redemption jika saya sudah tidak punya saldo dalam tabungan saya. Hal ini dikarenakan jika saya lakukan redemption sekarang, saya akan mengalami kerugian yang cukup besar.

Sesuai dengan tujuan investasi reksadana adalah investasi untuk jangka panjang (minimal 3 tahun), maka kita dapat menunggu minimal 3 tahun ke depan sampai dengan kondisi ekonomi stabil. Berdasarkan pengalaman krisis tahun 1998 dan 2008, kondisi ekonomi dapat bersifat naik dan turun. Sehingga waktu yang baik untuk memanen reksadana tentu saja pada saat ekonomi sedang naik.

Untuk pekerja yang masih punya penghasilan, saya menyarankan untuk mulai investasi kecil-kecilan pula. Tujuannya untuk mendapatkan penghasilan pasif yang dapat berguna bagi kita. Dan menurut saya, melakukan investasi pada logam mulia adalah hal yang cerdas karena harganya akan mengikuti kondisi ekonomi. Selain itu cara pencairan/penjualan kembali logam mulia sangatlah mudah. Tidak berbelit-belit.  

 Mencari Penghasilan Tambahan dari Berbagai Ide Kreatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun