Mohon tunggu...
Rara Muhammad
Rara Muhammad Mohon Tunggu... Karyawan -

Galau lewat kata, galau jadi karya. Writing to heal myself. Visit my blog http://raramuhammad.com anda my account IG https://www.instagram.com/raramuhammad09/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ubah Sampah Jadi Kompos, Inovasi Paling "Doable" dari PUPR

5 Desember 2017   23:06 Diperbarui: 6 Desember 2017   00:24 3376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengambil lokasi di Car Free DayDago depan Eduplex tanggal 19 November 2017, BALITBANG PUPR (Balai Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)  mensosialisasikan produk-produk yang telah dikembangkan kepada masyarakat.

Beragam kegiatan dalam rangka Hari Bakti PU ke 72 berlangsung meriah dan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Acara di mulai dengan jalan sehat, senam Zumba, games, penampilan band, dan bincang ringan dengan masyarakat seputar inovasi-inovasi balitbangpupr yang berkaitan dengan lingkungan.

Mengusung tema "Ciptakan Lingkungan Sehat Dengan Inovasi BALITBANG," ada sekitar tujuh inovasi dari BALITBANG yang diperkenalkan pada masyarakat. Ketujuh inovasi tersebut dipilih sesuai kemudahan pembuatannya dan kegunaanya dalam mengatasi masalah lingkungan seperti limbah plastik, limbah air, sampah rumah tangga, dan bencana banjir.

img-20171119-070819-5a26c3e4c2751d0afa0204b2.jpg
img-20171119-070819-5a26c3e4c2751d0afa0204b2.jpg
Pengenalan dilakukan dalam bentuk poster yang dipasang disekitaran area halaman Eduplex dan juga menghadirkan para ahli yang juga pegawai di BALITBANG saat bincang ringan berlangsung. Ke tujuh inovasi tersebut diantaranya adalah :
  1. ABSAH (Bangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan)

ABSAH adalah bangunan yang penampung air hujan yang airnya bisa digunakan untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. Berbeda dengan PAH (Penampungan Air Hujan) yang hanya menampung saja, ABSAH mengadaptasi sistem penyaringan seperti di tanah dengan menggunakan beragam jenis pasir, kerikil, batu gamping, batu merah, dan batok arang sehingga air hujan aman untuk di konsumsi masyarakat.

  1. ABDULAH (Akuifer Buatan Daur Ulang Air Hujan)

ABDULAH merupakan teknologi sederhana yang dibangun seperti ABSAH yang meniru sistem penyerapan air di tanah untuk pemanfaatan air hujan yang bisa digunakan untuk berwudhu dan penggunaanya bisa dipakai secara berulang-ulang. Sesuai dengan penggunaanya untuk air wudhu, pembangunan ABDULAH dikhususkan di masjid, mushola, atau langgar.

Baik ABDULAH dan ABSAH adalah hasil penelitian dari PUSAIR (Pusat penelitian dan pengembangan Sumber Daya Air) yang keduanya berfungsi untuk meminimalisir bencana banjir dengan menyerap air hujan dan memanfaatkannya kembali untuk kebutuhan masyarakat.

  1. Ecotech Garden

Ecotech Garden ialah inovasi yang memanfaatkan tanaman hias untuk mengolah limbah air rumah tangga. Pengolahannya melalui akar-akar tanaman hias semacam sistem penyaringan yang setidaknya bisa membuat air limbah tidak terlalu kotor dan berbau ketika dibuang ke selokan.

Selain itu ada unsur keindahan dengan pemanfaatan tanaman hias. Tanaman yang bisa digunakan diantaranya tumbuhan Cana Air, Pisang Brazil, Melati Air dan beragam tanaman air lainnya.

 

ecotech-garden-5a26c20845480270844bd0f2.jpeg
ecotech-garden-5a26c20845480270844bd0f2.jpeg
  1. RISHA (Rumah Sehat Bisa Dibangun Dalam 1 Hari)

Sudah banyak dibangun di daerah Aceh, RISHA merupakan rumah yang bisa dibongkar pasang dan tahan gempa. Selain itu, RISHA yang layak huni ini memiliki keunggulan seperti lebih ramah lingkungan, ringan, dan tentu murah. Cukup mengikuti modul yang ada, 3 orang pekerja bisa menyelesaikan rumah dalam waktu 24 jam.

  1. Green Pedestrian

Program BALITBANG ini merupakan salah satu pendukung dari terciptanya Pengembangan Kota Hijau. Green Pedestrian ialah program untuk menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman, indah, dan juga dekat dengan pusat aktifitas.

  1. Limbah Plastik Jadi Aspal

Terkenal dengan sulit diurai juga merupakan limbah yang jumlahnya cukup banyak, BALITBANG berinovasi memanfaatkan limbah plastik sebagai campuran aspal. Sifat alami aspal yang tidak tahan dengan cuaca yang berubah-rubah membuat aspal mudah rusak.

Percampuran bahan plastik yang notabene merupakan polimer membuat umur jalanan menjadi lebih panjang dan tahan lama. Ditambah, limbah plastik menjadi bermanfaat jika digunakan sebagai campuran untuk aspal jalan.

   

teknologi-pemanfaatan-limbah-plastik-1-5a26c2480d2d236d8d3cd9d2.jpg
teknologi-pemanfaatan-limbah-plastik-1-5a26c2480d2d236d8d3cd9d2.jpg
  1. Ubah Sampah Jadi Kompos

Mengubah sampah jadi kompos mungkin bukan hal baru, tapi program ini terus menerus dikampanyekan karena dampaknya dalam mengurangi jumlah sampah bisa dibilang cukup signifikan. Sampah rumah tangga dalam keselurahan jumlah sampah bisa mencapai 50%.

Jika sampah rumah tangga diolah tentu bisa mengurangi jumlah sampah di TPA. Selain itu, ada efek domino lain yang didapat dari pengolahan sampah menjadi kompos, diantaranya: sampah jadi lebih bernilai, hidup go green dengan menanam tamanan dengan adanya kompos/media tanam dari sampah rumah tangga.

 

Mengurangi Sampah Dengan Membuat Kompos Dari Limbah Rumah Tangga

Dari sejumlah hasil penelitian yang dilakukan BALITBANG, produk kompos dari sampah rumah tangga ini yang membuat saya penasaran. Sejauh yang saya tahu, kompos terbuat dari sampah halaman seperti daun-daun kering dan juga kotoran hewan seperti kotoran sapi. Namun, mendengar penuturan dari salah satu peneliti di PUSLITBANG Perumahan dan Pemukiman, Ibu Lya Meilany, membuat saya tergerak untuk memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi kompos yang memiliki nilai guna. 

Ibu Lia menjelaskan jika pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos sebenarnya mudah asal kita mau dan peduli akan lingkungan sekitar. Pembuatannya pun tak perlu bahan-bahan yang sulit didapat.  Jika niat, semua bisa menggunakan barang tak terpakai yang ada di rumah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari pengolahan limbah adalah pemilahan sampah, kadar air dari sampah, dan ukuran sampah. Jika sudah paham akan ketiga hal ini, pengaplikasinnya bisa dimana saja.

img-20171119-073026-5a26c3944548026a130031d5.jpg
img-20171119-073026-5a26c3944548026a130031d5.jpg
Untuk membuat kompos tentu sampah yang digunakan adalah sampah-sampah organik seperti bekas sayuran, kulit buah, sisa makanan dan sampah lain yang bukan plastik, kaleng, kaca, kertas. Jadi biasakan untuk selalu pisahkan sampah organik dan non-organik di rumah.

Selanjutnya, sampah organik biasanya mengandung air sedangkan untuk pembuatan kompos, kadar air sampah harus 55% saja. Penirisan sampah untuk mengurangi kadar air perlu dilakukan sebelum dibuat menjadi kompos. Setelah itu perhatikan juga ukuran sampah, pastikan ukurannya tidak lebih dari 5cm. Jika sampah berukuran besar, sebaiknya dipotong-potong terlebih daluhu agar memudahkan proses penguraian.

Hal yang perlu disadari, kita yang memproduksi sampah sehingga kita pula memiliki tanggung jawab atas sampah yang kita buat. Hal paling sederhana mulai dari makan secukupnya dan tak bersisa.

Jika mau dan memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, mengolah sampah jadi kompos sangat bisa dilakukan oleh siapapun karena mudah dan bisa memilih beragam teknologi pengomposannya.

Cara pengomposan sebenarnya beragam mulai dari teknik cascing (bekas cacing), komposter tanam, komposter yang dikubur dalam tanah secara manual. Namun, dari beberapa jenis komposter yang dijelaskan Ibu Lia, menurut saya yang paling mudah adalah jenis komposter pot. Kelebihannya komposter pot bisa langsung jadi media tanam dan cocok untuk warga yang tidak memiliki lahan kosong dirumahnya. Cara membuatnya komposter pot:

  1. Siapkan pot atau barang tak tepakai di rumah seperti baskom, ember, kaleng yang bocor, karung atau beragam barang yang sudah tidak digunakan. Kemudian buat beberapa lubang dibagian bawahnya.
  2. Masukan kerikil-kerikil atau ranting-ranting yang berfungsi sebagai rongga udara dan tempat keluar air. Ada juga yang menggunakan saringan tanpa perlu proses penirisan sampah, khusus ini bisa digunakan di tempat yang berukuran besar seperti tong/ember besar.
  3. Selanjutnya, jika punya kompos yang sudah jadi bisa dimasukan untuk merangsang proses penguraian agar lebih cepat. Tahap ini opsional, jika tidak ada bisa langsung masukan sampah tanpa bantuan kompos.
  4. Kemudian, masukan sampah organik rumah tangga lalu tutup dengan tanah. Proses ini bisa diulang hingga tempatnya penuh.
  5. Tunggu satu minggu- satu bulan hingga warna sampahnya menjadi hitam. Tanda kompos yang berhasil dibuat adalah berwarna hitam dan tanahnya gembur.
  6. Khusus untuk komposter pot, bisa langsung di masukan biji-bijian tanaman apapun karena jenis komposter ini jadi media siap tanam.  

img-20171119-093719-5a26c39db3f86c052b7c8c62.jpg
img-20171119-093719-5a26c39db3f86c052b7c8c62.jpg
Aplikasi Reduce, Reuse, Recycle Dalam Pembuatan Kompos Sampah

Dalam proses membuat kompos sebenarnya kita melakukan reduce karena tidak membuang sampah rumah tangga. Reuse terjadi ketika kita menggunakan barang-barang tak terpakai untuk pot-pot pembuatan kompos. Proses recycle, sampah yang kita buang di buat menjadi kompos dan menjadi produk baru yang bermanfaat.

Satu hal penting yang disampaikan Ibu Lia, mungkin pembuatan kompos terlihat ribet tetapi jika kita cinta dengan lingkungan dan peduli dengan sekitar kita, hal ini tentu tidak berat sama sekali. Selain itu, jika kita benar-benar mengolah sampah rumah tangga yang 50% setidaknya kita mengurangi jumlah sampah yang kita buang ke TPA.

 Bayangkan, jika semua orang melakukan hal ini, tentu sangat membantu petugas sampah, pemerintah setempat, dan juga kita turut berkontribusi menjaga lingkungan karena jumlah sampahnya berkurang. Belum lagi jika kita mengumpulkan sampah-sampah kertas dan botol lalu kita jual atau kita beri secara cuma-cuma pada tukang loak? We help our earth to live longer karena sampah yang kita buat kita kelola dengan baik sehingga membantu meminimalisir pencemaran yang diakibatkan oleh sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun