Mohon tunggu...
RARA KHENTI
RARA KHENTI Mohon Tunggu... -

Penaruban RT 3/ RW 8 Kecamatan Kaligondang Purbalingga, jawa tengah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bioetanol Rumput Laut Eucheuma Cottonii Sebagai Energi Alternatif Bahan Bakar yang Terbarukan dan Ramah Lingkungan

20 Oktober 2013   23:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:15 1672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pemanasan global dan perubahan iklim merupakan isu lingkungan yang serius. Penyebabnya adalah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Sejumlah kebijakan Internasional maupun Nasional telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Protokol Kyoto pada Konvensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), menyatakan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan. Terdapat pula kebijakan Nasional PP RI No.5 Tahun 2006 tentang penggunaan energi alternatif. Selain itu, cadangan minyak bumi pasti akan habis dikarenakan jumlahnya terbatas dan sifatnya yang tidak dapat diperbaharui. Salah satu alternatif dalam penanganan krisis energi ini adalah dengan pembuatan bioetanol. Bioetanol merupakan etanol (C2H5OH) yang diproduksi dari biomassa melalui fermentasi menggunakan yeast/khamir. Bioetanol ini memiliki keunggulan yaitu mudah terurai dan aman bagi lingkungan. Namun belakangan ini bahan yang digunakan untuk pembuatan bioetanol merupakan bahan-bahan pangan dan pakan. Hal tersebut menjadikan terjadinya persaingan antara penggunaan bahan tersebut sebagai bahan bioetanol maupun bahan pakan ataupun pangan. Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai panjang garis pantai 95.181 km menurut PBB pada tahun 2008. Oleh karena itu perlu adanya optimalisasi pemanfaatan pantai di Indonesia. Rumput laut Eucheuma cottonii merupakan jenis rumput laut yang banyak tumbuh di perairan Indonesia dengan kepadatan populasi yang tinggi. Rumput laut Eucheuma cottonii yang keberadaan dan lahan budidayanya melimpah hanya baru dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan tepung karagenan dan agar-agar saja. Rumput laut Eucheuma cottonii ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan krisis energi di tanah air sebagai bahan pembuatan bioetanol. Langkah awal dalam pembuatan bioetanol ini adalah rumput laut Eucheuma cottonii dicuci terlebih dahulu sampai bersih untuk menghilangkan tanah dan kotoran lainnya. Selanjutnya rumput laut direndam selama 24 jam pada air kapur untuk menurunkan kandungan garam. Kandungan lignin pada rumput laut Eucheuma cottonii dapat menghambat proses fermentasi pada pengkonservasian glukosa menjadi etanol, untuk itu perlu dilakukan delignifikasi dengan larutan NaOH 15% selama 1 jam. Kemudian memasuki proses treatment secara biologis, yaitu dengan memanaskan Eucheuma cottonii pada suhu 900-1000 C selama 30 menit. Eucheuma cottonii kemudian ditiriskan dan ditambahkan larutan EM4 yang mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintesik dan jamur pengurai selulosa. Proses akhir adalah fermentasi dengan khamir Saccharomyces cerevisiae dalam kondisi anaerob. Setiap 3 hari hasil fermentasi berupa etanol ditampung dan dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun bahan bakar mesin pabrik-pabrik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun