Mohon tunggu...
Rappi Darmawan
Rappi Darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - saya pekerja baik-baik

punya seabrek cita-cita, belum taat beribadah, ingin memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pria Baik, Bantu Keluar dari Kubangan Lumpur

19 Juni 2020   16:12 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:16 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"1,2,3....... dapat.......," teriak saya. Ikan betok yang lumayan besar berhasil saya angkat dari danau. Teman-teman jadi tambah bersemangat. Beberapa menit kemudian, satu persatu ikan sepat dan betok berhasil dipancing. Namun, apa hendak dikata teriakan kami harus berhenti, karena turun hujan. Cukup lebat, sehingga kami harus berteduh dipondok tua dikebun karet persis disamping kolam. 

Penasaran, kami kembali lempar pancing begitu hujan mulai reda. Rintik hujan tidak dihiraukan lagi. Ikan sepat juga mulai memakan umpan yang kami lempar. Seorang teman mengingatkan untuk berkemas pulang karena sudah sore dan takut hujan lebat lagi. Mengingat jalan tanah yang tadi dilalui akan berlumpur kalau diterpa hujan lagi. Sepertinya kami terlena.

Sekitar pukul 16.30 Wib, kami keluar dari lokasi pemancingan. Jalan setapak menuju jalan tanah cukup licin, sehingga harus berhati-hati. Tiba di jalan tanah, kami mendapati rombongan lain yang juga hendak pulang. Mereka kelihatan kesulitan untuk memacu kendaraanya. Kami mencoba memutar otak, namun tidak ada jalan lain yang bisa dilalui untuk keluar ke jalan aspal. 

Kami mencoba menembus jalan tanah tersebut. Namun apa daya, hanya beberapa meter saja, ban motor sudah lengket dengan tanah liat kemerahan itu. Coba dibersihkan dengan mencongkel tanah, tapi tanah kembali lengket dan kali ini ban motor benar-benar tidak bisa bergerak. Hampir 1 jam, kami hanya bisa bergerak beberapa meter saja. Begitu juga dengan rombongan lainnya yang ada didepan kami. 

Kami hampir putus asa, namun disisi lain sangat tidak mungkin bermalam didalam perkebunan tersebut. Sementara baju dibadan sudah basah kuyub dan tidak ada makanan yang tersisa. Bagaimana caranya, kami harus keluar dari kubangan lumpur tersebut. Hari mulai gelap, tiba-tiba datang serorang pria dari kebun sawit yang ada disebelah kiri jalan. 

Pria baik hati tersebut memberi tahu kalau ada jalan lain yang tidak begitu parah. Yakni melintasi kebun sawit dari mana tadi dia datang. Kami punn sedikit lega, apalagi pria tersebut bersedia memandu agar tidak tersesat. Karena jalannya banyak cabang dan ada beberapa titik yang berlumpur. 

Dua jam berjalan mendorong motor dalam perkebunan sawit yang penuh jebakan. Kami berhasil sampai diperkampungan penduduk. Beruntung lagi, warga tersebut bersedia memberikan air ledeng untuk membersihkan ban motor yang lengket oleh tanah. Satu motor terpaksa dititipkan dirumah warga karena rusak, ban belakang tidak bisa bergerak. 

Terima kasih, pria baik hati yang sudah bersedia menjadi penunjuk jalan dan terima kasih juga kepada warga yang sudah memberikan air ledengnya untuk kami membersihkan tanah liat yang lengket diban motor. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Aaminn. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun