Era revolusi 4.0 yang merupakan era penggunaan teknologi internet dan kita sebut dengan era digital. Media sosial seperti Instagram, Tiktok, Facebook, atau LinkedIn menjadi platform yang efektif untuk membangun profil bisnis. Dalam era digital yang terus berkembang, peran media sosial menjadi kunci utama dalam membentuk jiwa wirausaha di kalangan siswa SMK, khususnya dalam bidang konstruksi. Melalui platform-platform online, para siswa tidak hanya belajar konsep-konsep konstruksi, tetapi juga merancang dan mengembangkan potensi wirausaha mereka miliki. Mereka dapat memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berbagi ide, pengetahuan, dan pengalaman seputar dunia konstruksi. Melalui akun media sosial pula, siswa-siswa SMK akan menjumpai banyak wirausahawan membagikan proyek-proyek, hasil karya seperti gambar bangunan, menyampaikan keahlian khusus yang mereka miliki, dan membangun citra merek yang kuat.
Pendidikan di SMK memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan teknis yang menjadi pondasi utama untuk terjun ke dunia bisnis konstruksi. Banyak bisnis kontruksi yang bisa digeluti oleh siswa SMK antara lain jasa renovasi rumah, gambar bangunan, desain interior, furniture dan pertamanan. Melalui media sosial, mereka bisa mendapatkan proyek-proyek kecil, membuat desain bangunan, konsep konstruksi, hingga tahap pelaksanaan. Siswa juga dapat mendapatkan umpan balik langsung dari sesama siswa, guru, dan bahkan profesional di industri konstruksi. Melalui proses ini mereka tidak hanya belajar dari teori di ruang kelas, tetapi juga menerapkannya dalam proyek nyata.
Tak kalah menarik selama proses pembelajaran ini, siswa SMK juga harus dibekali dengan Pendidikan Kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan juga sangat penting sebagai modal awal dalam menjalankan bisnis nantinya. Menurut Suryana  (2003)  kewirausahaan  adalah  kemampuan  kreatif  dan  inovatif  yang  dijadikan dasar,  kiat,  dan  sumber  daya  untuk  mencari  peluang  menuju  sukses. Inti  dari kewirausahaan  adalah  kemampuan  untuk  menciptakan  sesuatu  yang  baru  dan  berbeda (create  new  and  different)  melalui  berpikir  kreatif  dan  bertindak  inovatif  untuk menciptakan  peluang.  Kurikulum pendidikan yang sedang berlaku sekarang dirancang untuk menjembatani peluang berwirausaha tersebut. Beberapa guru di SMK khususnya guru konsentrasi kejuruan konstruksi juga turut serta dalam memanfaatkan media sosial untuk memberikan panduan dan pelatihan kepada siswa. Video tutorial, diskusi daring, dan webinar menjadi media efektif untuk mendukung pembelajaran konstruksi di luar ruang kelas. Guru-guru ini juga berperan sebagai mentor dan fasilitator dalam mengarahkan siswa untuk mengembangkan bisnis konstruksi mereka. Sekolah juga mulai melibatkan peran orang tua untuk mendukung potensi berwirausaha siswa. Orangtua dapat memberikan dukungan moral dan materiil kepada anak-anak mereka yang tertarik dalam dunia konstruksi.
Melalui pemanfaatan media sosial, siswa SMK dapat lebih mudah mengembangkan kreativitas, keterampilan, dan jiwa wirausaha mereka di bidang konstruksi. Inisiatif ini tidak hanya membantu mereka meraih kesuksesan di dunia pendidikan, tetapi juga membentuk generasi muda yang siap bersaing di industri konstruksi yang semakin kompleks dan dinamis.