Mohon tunggu...
Retno Maharani
Retno Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa

One Piece eps. 384 (19.21)

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Bukan Sekedar Ibu: Pentingnya Keterlibatan Ayah dalam Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

24 September 2025   19:01 Diperbarui: 24 September 2025   19:01 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Samarinda , 24 September 2025-- Peran ayah dalam keluarga seringkali hanya dilihat sebagai pencari nafkah, sementara tanggung jawab utama pengasuhan dan perawatan emosional diletakkan di pundak ibu. Namun, studi dan riset terbaru dalam psikologi perkembangan anak menekankan bahwa keterlibatan aktif ayah sejak usia dini memiliki dampak mendalam dan unik terhadap perkembangan sosial dan emosional anak.

Peran Khas Ayah Membentuk Kecerdasan Emosi

Keterlibatan ayah cenderung memberikan stimulus yang berbeda, yang terbukti penting untuk perkembangan holistik anak usia dini (0-6 tahun). Ayah seringkali berinteraksi dengan cara yang lebih merangsang secara fisik---bermain kejar-kejaran, bergulat ringan, atau mengangkat anak tinggi-tinggi. Gaya bermain ini secara unik mengajarkan anak tentang pengambilan risiko yang aman, batasan fisik, dan pengendalian impuls. Para psikolog menjelaskan bahwa interaksi fisik yang dinamis dengan ayah membantu anak memahami dan mengelola kegembiraan serta tantangan, yang sangat krusial untuk membentuk kemampuan regulasi diri dan mengurangi rasa takut pada hal baru.

Selain itu, keterlibatan ayah yang aktif juga berperan penting dalam membangun kompetensi sosial dan menumbuhkan empati anak. Anak-anak yang memiliki ayah yang terlibat cenderung menunjukkan kemampuan sosial yang lebih tinggi saat berinteraksi di lingkungan sosial seperti sekolah, lebih mudah bergaul, dan memiliki cara pandang yang lebih luas dalam hubungan interpersonal. Model komunikasi yang berbeda antara ayah dan ibu memberikan kekayaan cara anak belajar menyelesaikan masalah dan mengekspresikan emosi, mengajarkan bahwa ada beragam cara untuk menjadi suportif, sensitif, dan kuat.

Penting untuk dipahami bahwa keterlibatan ayah tidak harus selalu dalam bentuk bermain fisik atau menghabiskan waktu yang sangat lama. Para pakar berpendapat bahwa kualitas waktu yang dihabiskan jauh lebih penting daripada kuantitas. Keterlibatan yang berarti bisa berupa aktivitas sederhana dan rutin, seperti menghabiskan waktu 15-20 menit setiap malam untuk membaca buku, ayah yang turut serta dalam perawatan rutin seperti memandikan atau menemani saat makan, atau sekadar mendengarkan aktif cerita dan keluh kesah anak tanpa menghakimi atau menginterupsi.Jadikan diri sebagai pelabuhan aman bagi anak. Jangan takut menunjukkan kerentanan atau emosi secara sehat, karena hal ini mengajarkan anak bahwa semua emosi adalah normal dan dapat dikelola. Keterlibatan aktif ayah sejak usia dini adalah kolaborasi pengasuhan yang paling ideal untuk membangun masa depan generasi penerus yang tangguh, percaya diri, dan mahir secara sosial

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun