Mohon tunggu...
Ranna Babel
Ranna Babel Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hy

Anak Pend. IT yang merangkap suka Sastra, Seni dan Nicholas Saputra.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makanan dan Persepsi

19 Januari 2022   00:02 Diperbarui: 19 Januari 2022   04:24 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Menurut kamu, makanan tidak enak itu karena bumbunya yang tidak sesuai atau karena persepsi kita terhadap bahan makanan tersebut?"

...

Beberapa bulan ini saya mulai heran dengan selera makanan saya, jenis makanan yang dulu saya senangi, tetapi saat ini saya geli untuk memakannya. Saya kemudian melakukan analisa mendalam, dan jawabannya ternyata bukan karena rasa makanannya yang tidak enak atau berubah, tetapi karena persepsi saya pada jenis dan bahan makanan itu yang mulai berubah. Begini..

Saya dulu sangat suka makan daging baik ikan dan ayam, saya menganggap hewan tersebut memang diciptakan untuk di makan oleh manusia.  

Tetapi sejak memahami dan memaknai betul bahwa mereka adalah bagian dari mahluk hidup yang juga bisa merasakan sakit, saya menjadi berat dan tidak tega ketika memakan daging lagi. 

Meskipun saya masih memakan juga karena kebutuhan tubuh, hanya saja sekarang bentuknya harus diperkecil hingga menunjukkan tidak seperti daging ayam pada umuumnya agar bisa lolos di tenggorokan.

Saya ingat waktu saya makan ikan lele goreng, saya harus menutup bagian kepala-nya menggunakan tisu agar saya tidak melihat muka ikannya, lalu membayangkan rasa sakit yang dirasakan ikan ketika tubuhnya terkena pisau. Sangat sulit, tetapi saya harus makan, tubuh saya butuh itu. 

Dan akibat persepsi akan hewan tersebut, juga mempengaruhi rasa yang diterima oleh lidah saya. Tidak jarang berakhir mual. Karena di kepala saya, ini mahluk hidup seperti manusia, memakan mereka sama saja memakan daging manusia, cuma bentuk dan kandungannya saja mungkin yang berbeda. Semengerikan itu persepsi saya.

Tidak hanya itu, saya juga pernah merenungi kenapa umat islam itu banyak yang geli dan mual ketika melihat dan berbicara rasa daging babi, bukan soal haramnya, tetapi sebagian  muslim menganggap babi memang hewan yang tidak layak untuk di makan, padahal orang non muslim terlihat sangat menikmati aja rasanya. 

Saya juga pernah melihat keanehan wajah teman-teman saya ketika tahu orang muslim boleh memakan daging kambing, dan mereka sangat geli. Wajah gelinya sama seperti mayoritas orang indonesia ketika tahu orang thailand memakan Kecoa goreng.

Atau contoh lain ketika saya melihat video orang india memasak dengan mengaduk pakai tangan, banyak netizen yang mengaku geli dan jijik, tetapi ketika melihat orang indonesia yang kulitnya terlihat putih dan bersih mengaduk bahan makanan atau adonan memakai tangan, jarang ada yang bereaksi buruk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun