Mohon tunggu...
Rani FujiAstuti
Rani FujiAstuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - ransoohee

Mahasiswa Universitas Islam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Sampai Indonesia Terus Menerus Menjadi Negara Tanpa Ayah

28 April 2022   03:55 Diperbarui: 28 April 2022   04:23 7025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rumah tangga sosok ayah menjadi figur utama bagi anaknya. Seorang anak yang bertumbuh besar tanpa kehadiran seorang ayah baik secara fisik atau psikologisnya dapat mempengaruhi beberapa kepribadiannya.

Mirisnya, saat ini indonesia berada di urutan ke 3 di dunia sebagai negara tanpa ayah (Fatherless Country). Maraknya Fenomena fatherless country ini ternyata masih banyak yang awam terhadap fenomena ini, namun fenomena ini cukup banyak di indonesia yang bahkan tidak disadari.

Mengutip dari salah satu content creator tiktok dengan nama akun @Halimah yang berisi konten parenting, Mengatakan bahwa “Fatherless Country adalah negara dimana didalam suatu sistem keluarganya peran seorang ayahnya tersebut rendah” Ujarnya.

Menurut halimah fenomena fatherless country disebabkan karena peran seorang ayah yang rendah, yang memang peran sang ayah dalam keluarga itu sangat penting juga krisis peran pengasuhan dari ayah seringkali disebabkan peran gender tradisional yang masih diyakini oleh masyarakat Indonesia.

Halimah mengatakan bahwa “Peran seorang ayah dalam membentuk karakter anak itu penting sekali, gak bisa seorang ayah  mentang-mentang sudah menyediakan rezeki ataupun sudah menyediakan pemasukkan secara ekonomi terus gak mau ikut ikutan dalam pengasuhan anak” ujarnya.

Dengan begitu masih banyak masyarakat yang tidak menyadarinya seperti contoh kasus yang dialami halimah dalam salah satu komentar netizen yang berkomentar di salah satu postingan parenting di akun instagramnya.

 “seorang istri yang ngetag akun instagram suaminya di video parenting-ku, lalu balasan suaminya malah kayak begini “cari parenting yang hostnya seger2 lah, biar bpak2 nyimak betulan” yang jadi masalah adalah ketika istrinya ngetag dia tentang sebuah edukasi yang berguna untuk anak mereka responnya adalah justru mengomentari penampilan orang lain.” Ujarnya

Wajarnya, seorang lelaki yang sudah beristri tidak seharusnya mencari hal hal dari wanita lain,

“Ketika kamu sudah menjadi suami dari seorang perempuan, satu satunya perempuan yang harus kamu perhatikan seger atau enggaknya ya itu cuma istrimu bukan perempuan lain.” Ujar Halimah

Maka, ketika keharmonisan dalam sebuah keluarga rusak seperti kasus diatas dapat mempengaruhi anak hingga ke psikisnya. Anak yang mengalami fatherless ini rata-rata merasa kurang percaya diri, cenderung menarik diri di kehidupan sosial. Selain itu, juga rentan melakukan tindak kriminal dan kekerasan, kondisi kesehatan mental yang bermasalah, munculnya depresi hingga pencapaian nilai akademis yang rendah.

Hal tersebut umumnya terjadi karena anak kehilangan sosok ayah sebagai panutan dan pendamping hidup. Adanya kekosongan peran ayah dalam pengasuhan anak, terutama dalam periode emas, yakni usia 7-14 tahun dan 8-15 tahun sangat berpengaruh dalam urusan prestasi sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun