Mohon tunggu...
Rania Maharani
Rania Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa

Gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Musik Favorit, Jiwa Tenang: Eksplorasi Pengaruh Musik dalam Menurunkan Tingkat Stres Mahasiswa

27 April 2025   21:00 Diperbarui: 28 April 2025   21:30 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahasiswa Stres (Sumber : Canva)

Bagi beberapa mahasiswa, memasuki tingkat pendidikan di universitas merupakan hal yang membuat stres, hal ini dikarenakan akan terjadi banyak perubahan dibandingkan waktu di sekolah menengah. Stres yang dialami mahasiswa sering kali bersumber dari berbagai aspek kehidupan perkuliahan, termasuk tekanan akademik yang datang dari tugas yang menumpuk, ujian yang penuh tantangan, serta tuntutan untuk menjaga prestasi akademik yang baik. Selain itu, mahasiswa juga menghadapi tantangan sosial seperti beradaptasi dengan lingkungan baru. Stres harus diatasi agar mahasiswa tidak semakin berlarut-larut dalam stres sehingga dapat menganggu kesehatan. Terapi musik merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meredakan stres pada mahasiswa.

Terapi musik berperan sebagai salah satu teknik relaksasi untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Mendengarkan musik bukan hanya memberikan efek relaksasi tetapi juga berfungsi sebagai pengalih perhatian dari beban pikiran, meringankan dari rasa sakit, perasaan perasaan dan pikiran yang kurang menyenangkan serta membantu untuk mengurangi rasa cemas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat menurunkan kadar hormon stres dalam tubuh, seperti kortisol, yang berperan besar dalam mengurangi rasa cemas dan tegang. Penelitian juga menunjukkan bahwa musik yang terstruktur dengan baik dapat meningkatkan mood dan membantu relaksasi otot, yang memberikan rasa kedamaian.

Ilustrasi rileks saat mendengarkan musik (Sumber : Canva)
Ilustrasi rileks saat mendengarkan musik (Sumber : Canva)

Musik dapat menyeimbangkan gelombang otak. Gelombang otak dapat dimodifikasi oleh musik ataupun suara yang ditimbulkan sendiri. Kesadaran biasa terdiri atas gelombang beta, yang bergetar dari 14 hingga 20 hertz. Ketenangan dan kesadaran yang meningkat dicirikan oleh gelombang alfa, yang daurnya mulai 8 hingga 13 hertz. Periode periode puncak kreativitas, meditasi dan tidur dicirikan oleh gelombang theta, dari 4 hingga 7 hertz, dan tidur nyenyak, meditasi yang dalam, serta keadaan tak sadar menghasilkan gelombang delta, yang berkisar dari 0,5 hingga 3 hertz. Semakin lambat gelombang otak, semakin santai, puas, dan damailah perasaan. Pemilihan genre musik dapat disesuaikan dengan selera dan kebutuhan emosional individu.

Berbagai genre musik memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam memberikan efek relaksasi:

1. Musik Klasik

Musik klasik, terutama karya-karya dari komposer seperti Beethoven, Mozart, atau Chopin, dikenal memiliki ritme yang lebih lambat dan struktur yang harmonis. Musik ini bisa membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus. Beberapa orang juga menggunakan musik klasik untuk meditasi atau tidur.

2. Jazz

Jazz dengan improvisasi dan melodi yang lebih bebas dapat menciptakan suasana yang lebih santai dan penuh ekspresi. Banyak orang merasa relaksasi saat mendengarkan musik jazz karena aliran bebasnya memberi ruang bagi imajinasi untuk berkembang.

3. Ambient

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun