Mohon tunggu...
Rangga Agnibaya
Rangga Agnibaya Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Bagi Ilmu

Membaca, menulis, menonton film, dan sepak bola: Laki-laki.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Peradaban Digital: Optimisme Teknologi, Nilai yang Hilang, dan Jeratan Simulakra

13 Agustus 2023   23:47 Diperbarui: 15 Agustus 2023   10:49 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: E. Siagian via KOMPAS.id

Setidaknya hari ini kita banyak melihat bukti ramalan tersebut: orang lebih senang berkomunikasi dengan yang jauh melalui gawai, daripada memulai perbincangan dengan orang di dekatnya ketika menunggu sesuatu di satu kesempatan.

Majunya peradaban manusia, dengan didukung kemajuan teknologi, membuat aktivitas manusia menjadi tidak sederhana lagi. Mobilitas manusia menjadi sangat kompleks. 

Kompleksnya mobilitas manusia ini dipengaruhi oleh kebutuhan manusia dalam mencapai harapan-harapannya. Pada akhirnya, hal ini mengharuskan mereka untuk melakukan interaksi satu dengan yang lain secara intensif. Komunikasi menjadi salah satu medium yang paling berperan dalam interaksi tersebut. Interaksi sosial tidak akan berlangsung tanpa adanya komunikasi.

Seiring berjalannya waktu, perkembagan zaman membuat cara berkomunikasi manusia mengalami transformasi. Dari yang paling kuno (masih menggantungkan pada alam) sampai yang paling modern. 

Komunikasi modern mempunyai kecenderungan lebih praktis dan cepat dari yang kuno, sebab telah ditunjang oleh kemajuan teknologi. Transformasi perubahan cara berkomunikasi manusia yang dipengaruhi oleh teknologi juga diurai oleh McLuhan dalam bukunya bahwa, perkembangan cara berkomunikasi manusia terjadi dalam beberapa tahap.

Pertama, Trebel Age, di mana telinga manusia sangat dominan. Pada era ini media manusia berkomunikasi masih tergantung pada alam. Misalnya, manusia purba hanya saling berteriak ketika berkomunikasi pada jarak yang jauh. 

Kedua, Literer Age: mata manusia mulai digunakan, selain telinga. Pada masa ini teknologi juga mulai digunakan. Selain itu, rekayasa untuk mempermudah komunikasi mulai dilakukan. Penggunaan kode-kode, simbol-simbol, huruf Heroglip, mulai digunakan saat berkomunikasi. 

Ketiga, Print Age. Telinga, mata, dan rasa mulai berperan pada masa ini. Keempat, Electronic Age. Pada Era ini konsep Global Village McLuhan menemukan relevansinya.

Global Village merupakan konsep yang menjelaskan fenomena di mana masyarakat dari semua kalangan dari berbagai tempat disatukan dalam satu 'ruang' oleh alat komunikasi dan informasi, misalnya oleh televisi. 

Pada awal kemunculannya, paparan yang disampaikan oleh McLuhan tersebut mendapat cibiran dari masyarakat. Tapi pada saat ini, apa yang dipaparkan oleh McLuhan menjadi sebuah kenyataan yang tidak terbantahkan. 

Setidaknya lebih dari satu milyar manusia dari berbagai kategori usia, jenis kelamin, status sosial, serta tersebar di seluruh pelosok dunia, seolah berada di dalam satu ruang yang sama ketika menikmati Lionel Messi dan Kylian Mbappe beradu skill di final Piala Dunia 2022 yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun