Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 65)

7 Maret 2023   11:58 Diperbarui: 8 Maret 2023   06:30 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi desain pribadi

Tengah malam itu suasana perbukitan Chestertown sangat sepi, gelap dan senyap. Tetiba ketiadaan suara dan cahaya itu lenyap bersamaan dengan suara gemerisik langkah-langkah kaki manusia dan puluhan sorot senter.

Beberapa staf pria bersenjata bersiaga di sekitar kompleks Delucas. Sebagian besar adalah 'bala tentara' alias petugas yang memang dilatih untuk menjaga keamanan sedari kompleks keluarga bangsawan itu berdiri. Sekarang, tak hanya petugas, pegawai peternakan, perkebunan dan pabrik pun dipersenjatai dengan semua alat yang tersedia, baik senjata pukul, tajam hingga api.

Memimpin di depan, Lady Rosemary Delucas bersama staf kesehatan kepercayaannya dokter Kenneth Vanderfield. Si dokter siaga penuh berbaju hazmat, namun si wanita penguasa hanya berjaket tebal panjang dan bermasker. Ia yakin, saat ini dirinya masih tak begitu membutuhkan segala protokol kesehatan itu. 

"Jangan khawatirkan kesehatanku. Si pengacau keamanan ini bukan zombie atau suspek Octagon, walau kita tak tahu ia sudah menjadi carrier atau tidak! Akan kujaga jarak dengannya. Ia takkan bisa mendekat dan menyentuhku seujung jaripun!" Demikian Rose berkata kepada Kenneth yang sedari tadi mewanti-wantinya.

"Oh I see. Jadi, kau mengenalnya?"

"Ya, lebih tepatnya, tak terlalu karib... namun ya, itu Edward Bennet!"

"Nama yang asing. Siapa dia?"

Rose tak ingin menjawab pertanyaan itu. Ia hanya memberi isyarat menempelkan telunjuk di depan maskernya, menyuruh Kenneth diam. Lalu tangan lainnya memberi isyarat berhenti kepada semua orang. Rose tak ingin dialognya kelak didengarkan oleh siapapun. Dipastikannya semua pengikut beserta Kenneth takkan bisa mengetahui isi pembicaraan empat matanya.

Mereka hampir mencapai perbatasan atau pintu gerbang utama, di mana seseorang dengan kendaraannya, sebuah mobil 4x4 SUV sudah menunggu. Lampunya dibiarkan menyala.

Dari balik pagar tinggi, Rose bisa melihat sosok tak diundang itu mengenakan busana hitam-hitam, jubah dan maskernya ketat menutupi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun