Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Si Manis (Mengancam) di Mana-mana, Salah Siapa?

9 Februari 2023   08:32 Diperbarui: 10 Februari 2023   07:00 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berbukalah dengan yang manis!" sebuah tagline iklan yang sudah bertahun-tahun usianya namun masih terngiang-ngiang hingga sekarang.

Mengapa seolah-olah manis menjadi rasa yang paling utama dan dicari-cari? Sejak anak-anak, inilah rasa pertama yang paling dicari dan digemari oleh hampir semua orang. Setelah itu barulah kita mengenal asin, pahit, asam, dan pedas (yang sebenarnya bukanlah sebuah rasa, melainkan sensasi terbakar di lidah yang menyenangkan).

Rasa manis ini begitu mudah didapatkan nyaris di mana saja dan hadir dalam makanan dan minuman yang setiap hari disajikan. Jangankan dari gula tebu atau susu cokelat, rasa manis sebetulnya hadir juga dalam banyak sekali asupan yang tidak manis atau tawar, seperti nasi putih, roti tawar dan susu plain.

Jika makanan dan  minuman tidak ada rasa, anak-anak seperti kehilangan selera makan. Apalagi jika tidak diperbolehkan jajan atau tidak dibelikan produk yang diiklankan di televisi. Sepertinya kudet, ketinggalan zaman, atau kurang gaul.

Belum lagi serbuan produk makanan dan minuman ringan seperti es boba, es kocok dan teh manis yang mudah didapatkan di gerai-gerai secara online maupun di lapak dengan harga terjangkau.

Sayangnya, makanan dan minuman manis jika dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan beragam gangguan kesehatan akibat asupan gula yang berlebihan, khususnya glukosa dan fruktosa. 

Bukan hanya sebatas karies atau lubang gigi saja, melainkan kegemukan dan diabetes akibat tidak sanggupnya tubuh menanggung beban pengolahan asupan gula yang masuk.

Anak-anak yang gemuk selalu terkesan lucu dan sehat, namun orang tua patut waspada. Bukan hanya lemak dan karbohidrat saja yang bisa menyebabkan penyakit, kelebihan gula juga bisa menyebabkan diabetes pada anak.

Apa saja hal mudah yang bisa orang tua lakukan sebagai tindakan pencegahan?

1. Jangan biasakan anak untuk minum minuman manis, terutama minuman berenergi, teh manis dalam kemasan, dan minuman olahan berwarna dengan kandungan pemanis (gula alami dan pemanis buatan). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun