Mohon tunggu...
Ahmad Mujammil Raza
Ahmad Mujammil Raza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta tahun 2023

Semangat Terus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Modus Penipuan "Financial Sextortion": Ancaman Serius Di Era Digital

7 Mei 2024   01:24 Diperbarui: 7 Mei 2024   01:42 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam era digital saat ini, modus kejahatan online semakin marak dengan target utama adalah remaja. Salah satu berita yang dilansir oleh CNBC Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2024, modus pemerasan online yang biasa disebut 'financial sextortion' atau pemerasan seksual akan semakin meningkat dan mengincar remaja. Artikel ini membahas modus penipuan ini dari sudut pandang filsafat dan etika komunikasi, dengan fokus pada analisis dampak dan langkah pencegahan.

Berdasarkan tulisan Walzer (1983), korban 'financial sextortion' ini tidak hanya akan mengalami kerugian finasial tapi juga akan mengalami kerusakan psikologis yang parah. Korban mungkin mengalami trauma, gangguan psikologis, dan bahkan mungkin melakukan bunuh diri. Nilai-nilai dasar seperti keadilan, kebebasan, dan otonomi juga dirusak oleh metode penipuan ini.

Dari perspektif filsafat yang didasarkan oleh buku the ethics of information (Sunstein, 2000), kekerasan finansial melanggar prinsip keadilan, kebebasan, dan otonomi. Korban dipaksa untuk memberikan uang dan informasi pribadi dengan cara yang tidak adil, melakukan tindakan yang tidak mereka inginkan karena ancaman, dan kehilangan kontrol atas tubuh dan citra diri mereka. Kekerasan finansial juga merusak tatanan sosial dan ekonomi di masyarakat. Dengan menghapus hak dan kebebasan individu, kekerasan finansial dapat menimbulkan ketidaksetaraan dan ketimpangan yang mendalam, yang mengganggu keharmonisan dan keseimbangan masyarakat serta menimbulkan rasa takut dan ketidakamanan.

Dari sudut pandang etika komunikasi yang diadaptasi dari buku the ethics of care (Focault, 1984), financial sextortion melanggar prinsip-prinsip seperti kejujuran, rasa hormat, dan tanggung jawab. Pelaku berbohong dan menipu korban untuk mendapatkan keuntungan, memperlakukan korban dengan tidak hormat dan dimanipulasi, dan tidak bertanggung jawab atas tindakan mereka dan merugikan korban.

Ada pula beberapa langkah prefentif yang dapat diambil oleh kita untuk menghindari 'financial sextortion' yaitu:

  • Berhati-hatilah dengan informasi pribadi: Jangan mudah membagikan informasi pribadi di media sosial atau platform online lainnya.

  • Kenali tanda-tanda penipuan: Waspadalah terhadap pesan atau permintaan yang mencurigakan.

  • Laporkan penipuan: Jika Anda menjadi korban penipuan, laporkan ke pihak berwenang.

Dapat disimpulkan bahwa 'financial sextortion' adalah jenis penipuan yang merugikan secara moral dan psikologis. Kita harus menyadari ancaman ini dan mengambil tindakan untuk melindungi diri kita dan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun