Mohon tunggu...
Randing RanteToding
Randing RanteToding Mohon Tunggu... Penulis - Trust

Tak ada fakta. Yang ada hanya interpretasi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat sebagai Metode Berpikir

29 Mei 2019   14:00 Diperbarui: 29 Mei 2019   17:23 2638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya, pemikiran filsafat dimulai pada peradaban Yunani Kuno. Tetapi secara umum, kini, filsafat terbagi menjadi dua bagian: filsafat barat dan filsafat timur. Kendati demikian, beragam pemikiran filsafat telah merambah jauh. Misalnya, filsafat manusia, filsafat kognitif, filsafat ilmu, filsafat biologi, dll. 

Berpikir secara filsafat merupakan keaktifan akal dalam mencari dan atau mendalami pengetahuan. Suatu pencarian dasar yang sangat dalam. Tentu pertanyaan metodologisnya yaitu: apa yang dicari? Maka dari itu, yang dicari adalah apa yang sebenarnya hendak dicari. Gampangnya, yang dicari adalah "hakekat". Sesuatu yang dijadikan sebagai pijakan yang kuat untuk menjelaskan sesuatu lainnya. 

Pencarian dilakukan dengan menggunakan akal. Kerja akal sangat dibutuhkan dengan mencapai suatu pencarian. Proses pencarian tersebut dinamakan sebagai "kerja nalar" atau "penalaran". Ingat, hanya menggunakan akal. Pada saat yang sama, bila akal diaktifkan, selalu ada rangsangan yang mendahuluinya. Pada kondisi itu, suatu keingintahuan (kuriositas)  dari manusia sangat diperlukan sebagai perangsang demi memulai kerja nalar. Langkah yang paling dasar adalah dengan mengajukan pertanyaan. Hal tersebut adalah nilai tertinggi yang wajib dicapai. Karena dengan mengajukan pertanyaan, segala keraguan terbentang luas, maka akal segera mengalami kontradiksi. Kontradiksi yang baik. Positif. Sehat!

Secara mendasar, ada tiga hal yang selalu dibahas oleh para pembelajar filsafat. Pertama, ontologi. Biasa disebut "being" atau "tentang yang ada", realitas. Kedua, epistemologi. Soal kedua ini merupakan pembahasan tentang pengetahuan. Menguji dasar dari pengetahuan. Juga struktur pengetahuan. Ketiga, aksiologi atau etika. Soal ini membahas tentang nilai. Seberapa bernilai-nya sesuatu. Kualitas nilai dari sesuatu dengan uraian dasar-dasar pengetahyuan yang ada. Intinya adalah argumentasi. 

Dengan demikian, ada tiga hal yang paling dasar sekaligus wajib dikuasai. Ontologi, epistemologi, dan etika. Ketiganya merupakan langkah dan atau metode yang biasa digunakan dalam pemikiran filsafat demi menjelaskan persoalan yang ada. Tentunya bertahap. Filsafat juga bisa dipelajari dari pemikiran filsuf sendiri. Yang dipelajari adalah gagasannya yang sekaligus juga dipikirkan secara metodologis. Tak dapat dimakan mentah. Misalnya, memulainya pada pikiran Socrates. "hidup yang tak diuji adalah hidup yang tak layak dijalani".

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun