Mohon tunggu...
Ranada Purba
Ranada Purba Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenikmatan Pembawa Sesat

15 Mei 2019   16:34 Diperbarui: 15 Mei 2019   16:53 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Era teknologi yang sangat mumpuni saat ini mengharuskan kita sebagai pengguna jejaring media komunikasi agar lebih bijak dan selektif. penayangan acara stasiun pertelevisian indonesia khususnya dunia hiburan saat ini sangat menghipnotis sekaligus membuat denyut birahi yang meninggi. namun kenikmatan sesuai judul diatas ialah sensasional dan eksistensi para artis yang cukup menggiurkan. berbagai cara dilakukan untuk tetap naik daun salah satunya dengan pergantian identitas diri. isu transgender yang dilakukan oleh beberapa artis, salah satunya ialah penyanyi dangdut lucinta luna. membawa kenikmatan tersendiri baginya, ia kerap kali diundang sebagai bintang tamu di semua program televisi swasta dan media sosial seperti youtube. namanya semakin meroket, pundi-pundi rupiah yang dihasilkan pun semakin membukit. namun, sangat disayangkan acara yang kurang mendidik dan tidak berkualitas ini menjadi konsumsi publik terlebih anak dibawah umur. tanpa ada filterisasi dari produk acara menjadikan dunia pertelevisian kurang ber-etika, ini sangat berpengaruh kepada jiwa/ psikis dan tumbuh kembang anak.

tak hanya sampai disitu lagi-lagi dunia hiburan membuat heboh tanah air. dimana seorang artis sekaligus penyanyi dangdut Surkianih alias zaskia gotik ini menghina lambang negara kita pancasila. pada salah satu stasiun televisi ia terlibat disebuah acara komedi, ia menyebut bahwa sila ke 5 pada pancasila dalam candaannya dengan sebutan " bebek nngging". sungguh aneh tapi nyata seseorang publik figur yang seharusnya menjadi panutan malah mencoreng nama keartisan bangsa. namun perbuatannya ini sukses membuat nama dan karirnya semakin membuming, tak ada hukum pidana maupun sanksi lain berupa didenda yang diterimanya. selang beberapa saat setelah aksi perbuatannya tersebut ia dilantik menjadi duta pancasila. lantas sebegitu lucukah candaannya sehinnga tak ada hukuman yang berarti untuk diterimanya? malah ia dinobatkan sebagai duta pancasila, ataukah mungkin tidak ada lagi satu dari ratusan juta penduduk indonesia yang pantas dijadikian sebagai seorang duta? apakah ini sebuah kelucuan atau sebuah pembodohan? yapss mari kita sama-sama berpikir dan memakluminya. mungkin dengan cara ini kita lebih mengerti dan kita sadar bahwa inilah nyatanya kehidupan bangsa kita ;(.

ironis memang, sekan akan hukum di indonesia tumpul ke atas tajam ke bawah. kondisi atau situasi ini membuat publik semakin bertanya dimanakah letak kebijaksanaan dan kedewasaan seorang publik figur. meraup keuntungan tanpa adanya pemikiran matang tentang dampak yang ditimbulkan bagi pengguna media sosial. filterisasi dari stasiun televisi juga tampaknya masih sangat kurang dan tak pikir panjang tanpa adanya proses perbaikan yang jitu. serupa dengan program televisi, tampaknya komisi penyiaran indonesia atau KPI juga belum tegas dalam menyikapi hal ini, mereka hanya memberikan teguran kecil disalah satu program acara tetapi tidak memberikan sanksi atau hukuman sesuai dengan perbuatannya. oleh karena itu sering kali publik figur tidak lagi mementingkan manfaat dari program acara tetapi lebih mencari popularitas agar rating semakin menanjak dan produk acaranya tetap eksis diduniah hiburan. seakan akan prestasi tidak dapat menjadi penghormatan atau penghargaan sehingga ia tetap boleh eksis oleh karena keterampilan khusus yang dimiliki. sungguh ironis prestasi dikalahkan dengan popularitas yang cenderung membawa dampak negatif untuk pola pikir anak.

               tak hanya itu gaya hidup dan tingkah laku publik figur ini selalu menjadi pusat perhatian, tak jarang gaya bicara, gaya berpakaian dan hidup hedonis ini ditiru dan dijadikan gaya hidup tanpa adanya pemikiran dari selebritis bahwa, tidak semua khalayak umum atau penonton berasal dari kalangan menengah atas, sehingga seseorang bisa saja melakukan apa saja agar hidup dapat sesuai dengan gaya hidup idola mereka. cara sesat dan tak berkemanusiaan dilakukan agar tetap sama dan bisa mengikuti perkembangan zaman. hidup instan atau hidup serba cepat menumbuhkan pemikiran dari manusia untuk tidak lagi mengenal kata proses semua ingin mencari kepuasan atau hasrat yang serba cepat, hal ini menimbulkan manusia cenderung tidak bersifat untuk tetap berusaha dan bekerja. menghalalkan segala cara untuk mencapai kenikmatan yang membawa sesat. penayangan acara media televisi juga turut menyiarkan segala kemewahan dan glamour dari sisi hidup artis, seakan akan program televisi kurang bermanfaat dan sukses menebarkan segala kepunyaan atau kekayaan artis.

                kepribadian seksi dan sensasional seorang artis menjadi identitas pribadi dan sudah melekat pada diri artis kebanyakan, tak hayal aksi aksi yang dilakukan dipanggung acara sering tidak lagi sesuai dengan kode etik jurnalistik, goyang aduhai yang mereka gunakan tidak lagi mencerminkan seseorang yang mempunyai kharisma atau wibawa dimata publik. mereka melakukan aksinya sesuai dengan keinganan tanpa adanya pertimbangan dari program acara. para artis melakukan aksinya mulai dari usia muda sampai mereka yang sudah memasuki usia tua. goyangan membahana ini tak jarang mereka beri nama, diantaranya ialah goyang nge-bor, goyang gergaji, goyang inul dan masih banyak lainnya, tampaknya menjuluki nama sesuai goyangan mereka memberikan popularitas dan memberikan kenikmatan tersendiri untuk para mereka, sehingga mereka kian terenal di mata publik. ini adalah salah satu hal yang sangat menjanjikan bagi mereka untuk tetap ekesis dan bertahan didunia hiburan. miris memang, aksi ini menjadi santapan yang dinikmati para penggemarnya.

                untuk itu perlunya respon atau tindakan tegas dari pemerintah, komisi penyiaran indonesia dan publik  figur agar lebih bijak dan cerdas dalam menayangkan produk acara. jangan karena penayangan tersebut agar dapat tetap eksis dan rating semakin meningkat. tanpa berpikir panjang dampak yang dikonsumsi oleh masyarakat terlebih anak yang dibawah umur. dan pentingnya untuk mengembangkan sistem tontonan masyarakat yang lebih mementingkan media yang berkualitas, berimbang dan berbobot. ini berfungsi agar setiap para penonto n dapat menikmati tontonan yang baik. bukankah jika program televisi mengandung sisi edukasi dapat meningkatkan daya pengetahuan anak dan pemikiran masyarakat semakin ternuka. acara yang baik untuk ditonton yang mengandung sisi pengetahuan dan berkualitas. contohnya tentang cara memasak, dunia keagamaan/religi,tentang birokrasi atau perkembangan. yang dapat membangun dunia masa kini. seharusnya peran para artis maupun penyanyi dapat berpeluang menjadi wibawa bagi para masyarakat untuk dapat belajar. kehidupan seksi atau glamour dari dari para artis seharusnya dibatasi atau terlalu di ekspos agar para masyarakat tidak meniru atau mengikuti gaya hedonis yang dimana kesenangan dunia adalah kunci seseorang untuk mempertahankan hidup tanpa memperdulikan dampak yang ditimbulkan. sehingga para khayalak masyarakat sebagai pihak konsisumsi sering sekali tidak menfilterisasi mereka mengikuti semua gaya hidup, berpakaian dan gaya bicara yang menjadi gaya hidup yang konsumtif. sehingga mereka memaki cara yang salah untuk mendapatkan kepuasan tersendiri yang berujung sesat. oleh karena itu,  kita juga sebagai pengguna harus bijak. dan selektif. oke? baiklah cukup sekian dan terima kasih kepada bapak Achmad Hidir, semoga bermanfaat bagi pembaca. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun