Mohon tunggu...
Ramlan Effendi
Ramlan Effendi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

berbagi dan mencari ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Catatan Seorang Pendidik

14 Mei 2015   06:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SMPN 1 Gunung Megang Pertama kali Bertugas sebagai guru, saya mengajar matematika di SMA PGRI 1 Lahat, pada tahun 2003. Pada tahun itu pula, saya berkesempatan mengikuti seleksi penerimaan tes CPNS di Kabupaten Muara Enim. Alhamdulillah, saya berhasil lolos seleksi dan ditugaskan mengajar di SMPN 1 Gunung Megang Kab. Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan. Mengajar Di sana memberikan pengalaman yang berkesan. Guru-guru senior memberikan bimbingan dan arahan kepada saya. Saya pun banyak bertanya tentang kesulitan-kesulitan yang saya hadapi.

SMPN 8 Lahat Setelah kurang lebih 10 tahun disana, saya ditugaskan untuk mengajar diSMPN 8 Lahat. Sekolah ini merupakan sekolah yang belum lama berdiri. Dengan fasilitas yang minim, kami menjalankan tugas mengajar dengan penuh semangat. Sebagai guru, selain mengajar matematika, saya mendapat tugas menjadi wali kelas, pembina osis, pembina pramuka ataupun guru piket. Di sinilah saya menyadari adanya adanya perbedaan makna mengajar mendidik dan melatih. Ketika menjadi pembina osis ataupun pembina pramuka, peran saya lebih ditekankan pada melatih siswa. Sedangkan ketika di kelas, saya tidak hanya mengajarkan ilmu pelajaran matematika, tapi saya berperan juga dalam mendidik mereka. Mendidik siswa tentang sikap, nilai, norma dalam berinteraksi di kelas. Hal ini sejalan dengan kurikulum 2013 telah diteapkan tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam pembelajaran, mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
membina kegiatan siswa
membina kegiatan siswa
membina siswa Namun dalam pandangan saya, mendidik siswa tentang nilai, norma dan sikap haruslah dengan keteladanan. Siswa tidak akan dapat menerima pendidikan jika tidak ada keteladanan dari guru. Misalnya tentang disiplin, saya berusaha agar saya disiplin dalam kelas, mengikuti jadwal dan aturan yang berlaku, kemudian baru meminta kepada siswa agar mereka menerapkkannya. Apa yang saya lakukan dapat diterima oleh siswa. falsafah yang diajarkan oleh Tokoh Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara juga mengajarkan tentang keteladanan. Salah satu semboyannya yakni ing ngarso sung tulodo yang berarti di depan memberi keteladanan. Walaupun falsafah itu tentang kepemimpinan, namun menurut saya falsafah itu sangat sesuai dalam pendidikan, karena guru adalah pemimpin di dalam kelasnya. Harus dapat memotivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang baik. Dalam perjalanan saya sebagai guru selama ini, saya berusaha menambah wawasan saya untuk melaksanakan pembelajaran disekolah. Misalnya dengan mengikuti MGMP, pendidikan dan pelatihan, serta mengikuti diklat online. Seiring tugas saya sebagai guru, saya pun mengembangkan hobi saya menulis. Saya membuat karya ilmiah berupa Penelitian Tindakan Kelas. Pada tahun ini, dua karya saya dimuat di buletin tabularasa dinas pendidikan propinsi sumatera selatan. Selain itu, dalam usaha pengembangan diri, saya menulis artikel tentang ulasan dan pembahasan saya tentang kejadian-kejadian di dunia pendidikan. Beberapa diantaranya dimuat di harian tribun Sumatera Selatan.
artikel di koran
artikel di koran
Opini yang dimuat di harian tribun sumsel Pada bulan april 2014 yang lalu saya mengikuti seleksi guru berprestasi tingkat kabupaten Lahat. Alhamdulillah, saya terpilih sebagai juara pertama untuk kategori Guru SMP. Sebulan berikutnya saya mengikuti seleksi beasiswa S2 di makassar yang diselenggarakan oleh P2TK Dikdas Kementerian pendidikan dan kebudayaan. Dan sayapun termasuk sebagai peserta yang diterima, sehingga saya berkesempatan melanjutkan pendidikan di pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
SPS UPI
SPS UPI
sekolah pasca sarjana UPI bagi saya, sebuah prestasi besar adalah ketika kita sebagai guru, berhasil mendidik siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak paham menjadi paham.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun