Mohon tunggu...
RAMA R0MADON
RAMA R0MADON Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa/Universitas Sriwijaya

Rakyat Biasa...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Etika Kepintaran: Bahaya Sikap Merendahkan Mahasiswa yang Menganggap Dirinya Paling Pintar

18 Maret 2024   20:20 Diperbarui: 18 Maret 2024   20:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa yang sering menjadi korban pelecehan verbal atau merasa direndahkan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami perilaku semacam itu. Mereka juga lebih cenderung mengalami gejala depresi dan kecemasan. 

Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjadi korban perilaku merendahkan memiliki kinerja akademis yang lebih rendah, termasuk nilai yang lebih buruk dan absensi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan teman sekelas mereka yang tidak mengalami pelecehan verbal.

Dari temuan ini, kita dapat melihat bahwa perilaku merendahkan tidak hanya memiliki dampak psikologis, tetapi juga dampak nyata terhadap prestasi akademis individu yang terlibat. Mahasiswa yang menjadi korban perilaku merendahkan mungkin mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dan belajar secara efektif, yang pada gilirannya memengaruhi kinerja mereka di kelas.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita sebagai mahasiswa untuk mengatasi perilaku merendahkan ini dengan serius. Pertama-tama, kita perlu meningkatkan kesadaran akan dampak negatifnya. 

Dengan mengakui bahwa semua orang memiliki kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, kita dapat memahami bahwa tidak ada yang berhak merendahkan orang lain hanya karena perbedaan dalam kemampuan akademis. Selain itu, kita juga perlu menginternalisasi nilai-nilai seperti kerendahan hati, empati, dan kerjasama sebagai bagian integral dari pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

Peran Pengajar dan Lembaga Pendidikan

Setelah mengidentifikasi solusi untuk menangani perilaku merendahkan di antara mahasiswa, penting untuk memahami peran yang dimainkan oleh pengajar dan lembaga pendidikan dalam memperbaiki masalah tersebut. Mereka memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua individu.

Pertama-tama, pengajar memiliki kesempatan untuk menjadi model peran yang positif bagi mahasiswa mereka. Mereka dapat memperlihatkan sikap kerendahan hati, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman kepada mahasiswa mereka melalui perilaku dan interaksi sehari-hari. Pengajar juga dapat menciptakan ruang diskusi yang terbuka di mana mahasiswa merasa nyaman untuk berbagi ide, mengemukakan pertanyaan, dan berpartisipasi tanpa takut akan dicemooh atau direndahkan.

Selain itu, pengajar juga dapat memainkan peran yang aktif dalam mendeteksi dan menangani perilaku merendahkan di kelas. Mereka harus siap untuk mengintervensi ketika mereka menyaksikan perilaku merendahkan, baik dengan memberikan teguran secara pribadi kepada pelaku maupun dengan mengorganisir diskusi kelas tentang pentingnya menghormati satu sama lain. Pengajar juga dapat memberikan dukungan ekstra kepada mahasiswa yang menjadi korban perilaku merendahkan, seperti menawarkan konseling atau bimbingan akademis.

Di samping itu, lembaga pendidikan juga memiliki peran yang penting dalam menciptakan budaya yang menghargai keragaman dan mengatasi perilaku merendahkan. Mereka dapat menyelenggarakan program pelatihan dan workshop untuk mengedukasi staf dan mahasiswa tentang pentingnya menghormati satu sama lain dan cara mengatasi konflik dengan cara yang produktif. Lembaga pendidikan juga dapat menerapkan kebijakan yang jelas dan tegas terkait dengan perilaku merendahkan, serta memberikan sanksi kepada pelaku yang melanggar aturan tersebut.

Melalui upaya bersama dari pengajar dan lembaga pendidikan, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan pribadi dan akademis bagi semua individu. Dengan mempromosikan nilai-nilai seperti kerendahan hati, empati, dan penghargaan terhadap keberagaman, kita dapat mengubah budaya di dalam kelas dan di seluruh kampus untuk menjadi lebih inklusif dan mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun