Mohon tunggu...
Ramadianto Machmud
Ramadianto Machmud Mohon Tunggu... Freelancer - Citizen Journalism

Email: ramadianto.machmud@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebagian Besar Pelaku Pemerkosaan Anak Dibawah Umur, Kenal Dengan Korban

22 Mei 2021   09:56 Diperbarui: 30 Mei 2021   21:32 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemerkosaan pada anak/kumparan.com

Aksi cabul, pemerkosaan, hingga berujung pembunuhan, korbannya sebagian besar di bawah umur. Dan dalam beberapa kasus, Si Pemangsa itu ternyata orang terdekat korban. Orang yang seharusnya menjadi pelindung pun bisa seketika berubah menjadi pemangsa yang ganas nan sadis.

Perilaku seks menyimpang bukan terjadi secara spontan. Aksi bejat itu pun dilakukan secara terencana. Rata-rata korban mengalami kekerasan psikis dan juga fisik. Kerap kali diancam dan diintimidasi sebelum pelaku melancarkan aksinya.

Kasus-kasus demikian sering terjadi pada keluarga yang mempunyai masalah yang lebih kompleks. Kompleksitas yang dimaksud bermacam-macam. Cukup ruwet diuraikan satu persatu. Tergantung modus si pelaku terhadap korbannya. Modusnya pun sangat beragam.

Bahkan, dalam kondisi dan situasi tertentu, di beberapa daerah, peristiwa tak senonoh itu ditutupi oleh keluarga besar. Alih-alih untuk menjaga nama baik keluarga, tapi di lain pihak meninggalkan luka mendalam bagi korban. Sadisnya, ada pula yang sebegitu teganya menghabisi nyawa korban.

Seperti kasus yang melibatkan seorang ayah dan kakak kandung menggauli korban yang diketahui merupakan anak sekaligus adik perempuan mereka, hingga hamil. Ada juga seorang bapak yang menggauli anaknya sendiri selama bertahun-tahun, mirisnya hal itu diketahui oleh ibu kandungnya sendiri. Dan masih banyak lagi kasus serupa yang melibatkan orang tua, saudara, kerabat, maupun yang sekedar kenal dekat.

Kekerasan seksual yang diterima oleh korban, tanpa disadari akan menyerang kehidupan sosialnya kelak. Oleh karena masa kegembiraan mereka direnggut secara paksa. Pada akhirnya, traumatik yang dialami korban bakal selalu menghantuinya.

Ini seharusnya menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah, lembaga, dan orang tua khususnya. Karena perlindungan itu bukan saja yang berasal dari luar, namun juga dari dalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun