Pada sesi terakhir, siswa tampak sangat antusias saat menempelkan komitmen pribadi mereka di papan komitmen. Mereka menuliskan kalimat-kalimat sederhana namun bermakna, seperti "Saya berani bilang stop jika ada ejekan" atau "Saya akan melindungi teman dari ejekan." Aktivitas ini menciptakan suasana reflektif, di mana setiap siswa menyadari peran penting mereka dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman.
Momen menempelkan komitmen ini menjadi simbol kesediaan mereka untuk berubah dan berpartisipasi aktif dalam mencegah bullying verbal. Wajah-wajah siswa menunjukkan ekspresi bangga dan percaya diri. Hal ini memperlihatkan bahwa kegiatan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai keberanian dan empati dalam diri siswa.
Salah satu guru Bimbingan Konseling memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini. "Siswa terlihat cukup antusias mengikuti pembelajaran dari mahasiswa UNNES karena berkesempatan mendapat pembelajaran dengan suasana yang baru," ujarnya.
Kegiatan intervensi ini menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar, mulai dari pembukaan, penyampaian materi, latihan kalimat asertif, hingga sesi komitmen bersama. Antusiasme siswa menunjukkan bahwa metode pembelajaran partisipatif sangat efektif dalam membangun kesadaran mereka terhadap isu bullying verbal.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya memahami makna bullying verbal dan dampaknya, tetapi juga memiliki keterampilan konkret dalam merespons secara asertif. Komitmen yang mereka tulis dan tempelkan menjadi simbol tekad untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih suportif dan saling menghargai. Selain itu, kegiatan ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pihak sekolah dan perguruan tinggi dalam memperkuat pendidikan karakter di kalangan remaja.
Kehadiran mahasiswa UNNES dalam kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan contoh positif bagi siswa dalam menyuarakan nilai-nilai empati, keberanian, dan penghargaan terhadap sesama. Dengan demikian, intervensi ini tidak hanya berhenti pada satu pertemuan, tetapi menjadi langkah awal menuju perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik di lingkungan sekolah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI