Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

🎓Education: Law 🏤Classified as Middle–Upper Class in Indonesia, with assets ranging from US$169,420–1 million (approx. Rp 2.64–16 billion), based on CNBC criteria. 🏧Among the top 0.001% of Indonesians with an annual income of Rp 300–500 million (SPT 1770 S 2024) 👔Career: Employee at Giant Holding Company (since Feb 2004–Present), side job as Independent Property-Asset Management Consultant 📲Volunteer Work: Previously engaged with BaraJP, Kawal Pemilu, as well as the Prabowo–Sandi and Anies–Muhaimin campaign teams. ⚖️Note: I only connect with writers who focus on ideas and ideals, not those who are obsessed with K-Rewards.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ulang Tahun ke-27 Google: Di Balik Prestasi Sang Raksasa Teknologi dan Bayang-bayang Genosida Gaza

27 September 2025   19:40 Diperbarui: 28 September 2025   01:30 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: kolase google dan BBC (Gaza)

Sepanjang 27 tahun, Google mencatat banyak prestasi besar, di antaranya:

  • Mesin Pencari dan Algoritma: Google Search tetap menjadi produk inti yang mengubah cara kita mencari informasi; pengembangan algoritma terus-menerus untuk relevansi dan kecepatan.
  • Produk-produk besar: Gmail, Google Maps, Google Drive, YouTube (yang diakuisisi), Android (juga akuisisi)-yang menciptakan ekosistem layanan luas di komputer, perangkat mobile, layanan cloud, iklan digital, dan lainnya.
  • Inovasi AI & DeepMind: Proyek seperti DeepMind, AlphaFold (yang memecahkan banyak masalah di biologis struktur protein) menunjukkan Google/Alphabet tidak hanya fokus pada produk konsumen tetapi juga riset ilmiah mendalam.
  • Pertumbuhan ekonomi & pengaruh global: Google menjadi perusahaan besar dengan nilai pasar ratusan miliar dollar, jutaan pengguna tiap hari, layanan yang menjangkau hampir semua negara di dunia (meskipun ada regulasi lokal dan batasan). Semua ini menunjukkan transformasi besar dari usaha startup kecil ke kekuatan teknologi global.

Tuduhan Keterlibatan Genosida di Gaza

Meskipun Google mendapat banyak pujian, perusahaan ini juga menghadapi kritik dan tuduhan serius berkaitan dengan konflik Israel-Palestina, khususnya Gaza. Berikut ini ringkasan isu, bukti yang dipakai oleh pengkritik, aktifis HAM dan reporter khusus PBB untuk Gaza:

Isu dan Kritik atas Project Nimbus: kontrak senilai US$1,2 miliar yang ditandatangani pada 2021 antara pemerintah Israel dengan Google dan Amazon, untuk menyediakan layanan cloud computing, AI, dan machine learning bagi kementerian pemerintah Israel-kemudian hari menuai kritikan tajam atas dugaan pelanggaran HAM atas warga Palestina.

Kekhawatiran Publik :pengkritik dan aktivis, menyatakan bahwa teknologi ini dapat disalahgunakan untuk pengawasan, analisis citra, pelacakan objek, dan bahwa meskipun Google menyatakan kontrak tidak termasuk pekerjaan militer sensitif, dokumen internal menunjukkan risiko bahwa bagian dari sistem ini bisa digunakan oleh militer atau instansi keamanan.

Protes dari internal perusahaan: banyak karyawan Google mengkritik dan melakukan protes terhadap Project Nimbus tersebut. Beberapa menuntut kontrak dibatalkan karena dianggap melanggar nilai-nilai etika Google. Sebagian karyawan -malah-diberhentikan atau menghadapi tindakan disiplin karena protes mereka.

Laporan dari UN Special Rapporteur (Reporter Khusus PBB): Francesca Albanese menuduh Google dan perusahaan teknologi lain “membantu” kampanye genosida di Gaza melalui dukungan teknologi seperti cloud dan AI bagi militer Israel. Tuduhan dari petugas khusus PBB ini jelas tidak dapat diabaikan begitu saja.

Google Membantah Terlibat “Genosida” di Gaza

Google, melalui Sergey Brin, membantah tuduhan tersebut. Brin menyebut bahwa penggunaan kata genosida terkait Gaza “deeply offensive” bagi banyak orang Yahudi, dan ia mengatakan bahwa laporan UN tersebut bias.

Terkait itu, organisasi hak asasi manusia dan lembaga pemantau (seperti Business & Human Rights Resource Centre) telah mengundang Google untuk menanggapi tuduhan potensi keterlibatan dalam pelanggaran hukum humaniter dan HAM, terkait penggunaan teknologinya. Google -sejauh ini-belum memberikan jawaban publik yang memuaskan atas semua tuduhan tersebut.

Ambiguitas atas Strategi Defense-Kontra klaim Google

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun