Apakah politik simbol justru memperkuat stabilitas partai dengan mengelola persepsi, atau malah menunda penyelesaian masalah yang sebenarnya?
PENUTUP
1. Megawati cenderung menilai bawahan berdasarkan loyalitas, bukan semata moral pribadi
Dalam sejarah PDIP, kader yang tersangkut masalah hukum atau kontroversi sering kali tetap diberi ruang, selama tidak berkhianat secara politik.
Megawati melihat "pengkhianatan politik" sebagai dosa terbesar, sedangkan "cacat moral" atau "kasus hukum" sering dianggap masalah personal atau urusan hukum yang bisa dipisahkan dari kesetiaan pada partai.
Hasto jelas termasuk lingkaran dekat yang punya jasa besar di internal, sehingga posisinya relatif aman sampai loyalitasnya dipertanyakan.
2. Soal Hasto dikriminalkan atau tidak, ini masih wilayah persepsi politik
Pendukung Hasto dan sebagian internal PDIP cenderung melihat kasusnya sebagai kriminalisasi, apalagi jika bukti yang ditampilkan publik belum konklusif.
Di sisi lain, pihak lawan politik menilai proses hukum berjalan normal. Jadi, penentuan apakah ini kriminalisasi atau penegakan hukum sejati bergantung pada transparansi bukti dan proses.
3. PDIP memang partai yang sangat berbasis loyalisme
Hubungan personal dengan ketua umum menjadi faktor utama kelangsungan karier politik kader.