Penulis masih ingat terjadinya People Power Mei 1998 tidak melulu pada kebencian pada rezim Soeharto. Lebih dari itu ada ada rasa ketidak adilan dan kehancuran mental rakyat atas kondisi perekonomian sebagai dampak global monetery crisis.
Tahun 1998 rakyat tak punya medsos, tak punya koran oposisi yang dapat menyerukan aksi serentak. Namun People Power terjadi secara spontan dan tuntas. Mengapa?
Ada rasa ketidakadilan, penderitaan ekonomi yang hampir sama dirasakan batin rakyat. Rezim Jokowi bila ingin aman dari peluang People Power, mestinya dapat menjaga 2 pilar tadi tetap kondusif.
Memutus ikatan emosi dan kepatuhan umat pada Imam Besar Habib Rizieq Shihab, mengontrol arus pemberitaan media massa dan misalkan pula menutup semua medsos belum tentu cukup mematikan peluang tersebut. Ingat pak Jokowi apapun dapat terjadi bila takdir berkata lain.
Penulis berharap Indonesia aman dan damai sambil menunggu siapapun yang ditakdirkanNya menjadi pemimpin republik ini.
R Hady Syahputra Tambunan.