1. Penulis mengajak kita instropeksi diri secara menyeluruh. Karena apa yang umum dikerjakan remaja, itu mewakili kita semua sebagai satuan sosial masyarakat yang tidak bisa dipisahkan. Pembentukan budaya dan moral remaja itu tidak lepas dari lingkungan terdekat. Keluarga, lingkungan masyarakat, Kota, Provinsi akhirnya jadi karakter bangsa.
2. Tidak ada yang salah pada anak SMU itu. Mereka hanya meniru tayangan ala Media TV, Sosmed (TicToc). Kita lah sebagai generasi usia dewasa yang wajib mendidik dan mengarahkan mereka, tumpuan masa depan bangsa.
3. Untuk semua yang terlibat dengan pembentukan karakter bangsa, yang katanya revolusi mental penulis harapkan perhatian dan pemikiran akan budaya bangsa yang mana yang ingin kita ajarkan pada generesi mendatang?, yang bebas dan liberal atau yang masih berpegang pada budaya timur? Ah.. timur yang mana pula kwk. Jepang, China atau K-Pop Korea atau india yang joged pusar? Arab aja deh, nah nanti dikritik pula hahaha.
4. Kepada tenaga pendidik harapan kami tertumpu pula pada anda. Jika ada wali murid yang kurang perhatian pada karakter siswa, maka anda adalah harapan kami terakhir. Didiklah mereka dengan norma kesusilaan, nilai agama dan karakter bangsa.
Ingat junior menjalankan tingkah laku dari senior. Tiada bawahan yang salah, pemimpinlah yang salah.
Jangan ditarik2 saya kritik Presiden loh.. pemimpin disini maksudnya pemimpin keluarga, lembaga pendidikan, agama, adat, daerah dll. Luas kan?Â
Sampai disini paham?
R Hady Syahputra Tambunan.