Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mantan Guru • S1 Bahasa dan Sastra Indonesia • Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta • Warga Gg. Mangga Garis Lurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengunjungi Rumah Tidur

19 September 2018   02:14 Diperbarui: 19 September 2018   02:19 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: pinterest.com/anniecaron)

Aku membangun rumah tidur untukmu, kita bisa masuk ke ruang hampa, berbaring di sana, di padang mimpi. Kau bertanya, bagaimana aku melakukannya.

Aku mengetuk tidur yang panjang, rumah kosong tanpa penghuni: mata pintu dan mata jendelanya adalah mata kita. Dan kita duduk di ruang tamu yang sepi, tempat ibu merajut mantel hari-hari yang kita kenakan hingga saat ini.

Tapi kau seorang diri. Aku diam, dan merasa salah. Baiklah. Aku tidur yang menyambutmu di rumah baru, memelukmu. Kau tahu, lenganku lebih panjang dari waktu yang mendekap kesepian orang-orang asing, lebih hangat dari api di depan tenda perkemahan.

Dan aku tidak di sana sebagai orang asing. Dan kau seorang diri di ruang hampa. Tapi kau dapat melihat bayang-bayangmu berbaring sendiri di sana. Kau diam, dan merasa iya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun