Puluhan mahasiswa Aliansi Mahasiswa Jawa Timur yang terdiri dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Brawijaya, Polinema, Negeri Malang, UMM, UNISMA, dan UIN Malang menggelar aksi damai di Mapolda Malang Kota. Hal ini bermula dari kekhawatiran terhadap netralitas Polri pada pemilu 2024 beberapa bulan lalu dan kemungkinan adanya manipulasi hasil Sirekap KPU.
Connie yang merupakan pengamat militer mengaku polisi mempunyai akses kunci terhadap aplikasi Sirekap KPU dan formulir C1 diisi di kantor polisi di seluruh Indonesia. Mantan Wakil Kapolri Oegroseno juga mengatakan, sebagian polisi di seluruh Indonesia memiliki akses ke aplikasi Sirekap milik KPU.
Beberapa spanduk protes bertuliskan “Connie Bilang Sirekap Dapat Diakses Polisi, Siapa yang Mendalilkan Harus Bisa Membuktikan” pesan tersebut disampaikan para pelajar kepada Kepala Intelijen Mapolres Malang Kota, Kompol Ferry Dharmawan, mewakili Kapolresta Malang Kota, Kompol Budi. Hermanto. Namun, Kompol Budi Hermanto sedang mengikuti telekonferensi dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Subianto.
Perwakilan mahasiswa menyampaikan kunjungannya ke Mapolres Malang Kota telah sah, dengan tujuan untuk menyoroti pentingnya netralitas Polri dalam pemilu. Lebih jauh lagi, mereka membantah tuduhan bahwa polisi mempunyai akses terhadap aplikasi Sirekap KPU, dan menolak klaim tersebut dan hanya menganggapnya sebagai hoaks belaka.
Kombes Budi Hermanto kembali menegaskan, Polri dan Polres Malang Kota tidak bisa akses aplikasi Sirekap milik KPU maupun terlibat dalam pengisian formulir C1 untuk pemilu. Dia menekankan dedikasi Polri dalam menjaga netralitas sepanjang proses pemilu dan menjaga imparsialitas lembaga. Budi Hermanto juga mengatakan, "Tugas kami hanya melaksanakan kegiatan pengamanan agar Pemilu dapat berjalan aman, tertib, dan damai. Kalau ada kecurangan, silakan sampaikan dengan prosedur yang berlaku. Alhamdulillah, di Kota Malang hingga saat ini dalam suasana yang sangat kondusif," jelasnya Kombes Pol Budi Hermanto.
