Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 112 x Prestasi Digital Competition (73 writing competition, 29 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Why? Di Balik Alasan Tidak Pakai QRIS atau Bank Account

2 April 2025   20:37 Diperbarui: 3 April 2025   17:56 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi QRIS | Dok. BCA via Kompas.com

Saat ini bertransaksi, membayar tagihan, transfer sudah dipermudah dengan hadirnya QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS merupakan standar kode QR nasional yang digunakan untuk pembayaran digital di Indonesia.

Bahkan sekarang berbagai merchant sudah menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran. Yang membuatku kaget saat berada di sekitar Stasiun LRT Dukuh Atas. Ternyata penjaja siomay dengan gerobak di sana sudah pakai QRIS untuk mempermudah pembeli bila tidak memiliki uang receh cash. Begitupun sudah banyak aksi gerakan sosial yang menggunakan QRIS sebagai media perantara sedekah.

Tapi Kami di Gerakan RSKO Peduli masih memfokuskan menggunakan celengan sebagai sarana teman-teman kami di RSKO Jakarta untuk memberikan sumbangan/sedekah/donasi. Belum menggunakan QRIS atau Bank Account.

Kenapa Gerakan RSKO Peduli menggunakan celengan?

1.  Pengaruh Budaya dan Tradisi

Di banyak budaya di Indonesia, konsep celengan sudah dikenal sejak lama sebagai tempat menyimpan uang. Oleh karena itu, penggunaan celengan untuk media sedekah/berbagi lebih alami dan akrab bagi masyarakat.

Dengan media celengan, donasi/sedekah dapat dikumpulkan dari nominal kecil sampai besar tetapi terus menerus (continous). Pada waktu yang telah ditentukan, hasil perhitungan sedekah ini bisa digunakan untuk membantu yang membutuhkan.

2. Simbol Tabungan dan Kebaikan

Celengan amat terkait dengan kebiasaan menabung. Dengan menyisihkan uang coin atau kertas sedikit demi sedikit dalam celengan, seseorang menjadi terbiasa untuk berbagi secara konsisten dan bertahap.

Melihat wujud nyata celengan menjadi pemanggil jiwa kita. Celengan merupakan alat yang sederhana dan bisa diletakkan di mana saja, sehingga memudahkan orang untuk berdonasi tanpa perlu proses yang rumit, dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

3. Memberikan Kesempatan Pegawai Berpendapatan Entry Level bisa Ikut Berbagi 

Ketika ada pengumuman pengumpulan donasi atau bantuan kepada beberapa keluarga besar RSKO Jakarta di WhatsApps Group (WAGs) RSKO Jakarta, tentu hampir semua rekan-rekan yang berkerja di RSKO Jakarta ingin ikut berbagi, termasuk  yang berpendapatan Entry Level. 

Mungkin saja di kantong mereka ada uang coin 100 rupiah, itu yang hanya bisa mereka donasikan untuk membantu teman kerjanya. Dengan celengan, mereka dapat membantu tanpa rasa malu hanya membantu nominal yang tidak besar.

Dengan media celengan, setiap orang mendapatkan kesempatan berbagi untuk membantu teman kerjanya, baik dari jenjang Cleaning Service sampai Direktur Utama.

4. Yang Sedang Kesulitan Ekonomi pun Bisa Membantu

Tidak semua orang ingin diketahui kondisi ekonominya, ada yang masih memegang prinsip "jangan sampai permasalahan di keluarga diketahui orang lain"

Mungkin saja diantara kita, ada yang mendapatkan image orang mampu tetapi ternyata kondisi ekonominya sedang sulit. Semisal terlilit hutang, keluarga ada yg sakit sehingga membutuhkan biaya yang besar, tertipu sehingga mempengaruhi finansial, dan lain sebagainya.

Tetapi pribadi ini ingin tetap bisa membantu rekan kerja nya yang mendapatkan musibah atau kesulitan. Media celengan bisa menjadi sarana sedekah diri-nya dengan nominal yang mampu dia berikan, mungkin baru bisa 5000 rupiah.

5. Menghindari Tidak Ikhlas saat Bersedekah

Ketika rekan kerja kita ada yang sakit/tertimpa musibah, di banyak tempat kerja akan mengumumkan di channel komunikasi apakah itu Whatapps atau Telegram.

Akan ada yang menggunakan konsep berkeliling membawa map atau amplop coklat. Ada juga yang disebarkan menggunakan text chat WA no rekening yang kemudian diumumkan list jumlah donasinya. 

Tentu hal ini membuat pribadi-pribadi akan menjadi tidak enak bila tidak menyumbang jika dihampiri, merasa ditodong. Hal lainnya ketika pendonasi yang di publish rata-rata diatas 500 ribu hingga jutaan, mau menyumbang 10.000 rupiah sungkan.

Akhirnya banyak pribadi merasa tidak enak apabila tidak menyumbang sejumlah seperti orang-orang sebelumnya yang bersedekah. Apalagi ketika sudah memiliki posisi (jabatan), image orang mampu, maka tak terelakan dalam antrian penyumbang.

Celengan menghindari tidak ikhlas dalam bersedekah. Karena siapapun tidak ada yang tau, sang pesedekah memasukkan rezeki berapa ? kecuali di umumkan "liat ini saya bersedekah di celengan ini"

6. Filosofi Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Tidak Tau

Ada pesedekah yang ingin donasinya diketahui oleh penerima dan khalayak, ada juga yang punya prinsip ketika membantu "Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Tidak Tau".

Keduanya benar dan tidak ada yang salah, karena ketika memberi agar diketahui oleh penerima dan khalayak bagian dari transaparansi, apakah betul sedekahnya tersampaikan. Ada juga karena diniatkan bagian dakwah agar bisa ditiru oleh orang lain.

Dengan menggunakan celengan akan memberikan sarana bagi yang memiliki prinsip "ketika membantu orang lain tidak perlu semua orang tau".

Ini pun yang Kami temukan saat penghitungan hasil celengan Gerakan RSKO peduli, banyak sekali uang kertas lima puluh ribu dan seratus ribu selain uang kertas nilai dibawahnya dan uang coin.

Tidak lebih dari 5 pesedekah saja yang chat WA penggerak Gerakan RSKO Peduli (14 Penggerak) yang meminta no rekening (bank Account).

Proses menghitung hasil sedekah Gerakan RSKO Peduli (Sumber foto: dokumentasi pribadi) 
Proses menghitung hasil sedekah Gerakan RSKO Peduli (Sumber foto: dokumentasi pribadi) 

Itu menunjukkan bahwa banyak yang memang murni ingin sedekahnya tidak diketahui siapapun, termasuk tidak diketahui oleh 14 penggerak di Gerakan RSKO Peduli.

Celengan memungkinkan orang untuk berdonasi secara anonim, tanpa merasa malu atau ragu, sehingga membantu menjaga niat tulus dalam bersedekah.

7. Berbagi itu Bukan Sekedar Nilai Nominal tapi Niat Membantu

Daku pernah mendengar sebuah riwayat ada seorang beriman mengambil ranting di jalan agar pengguna jalan tidak terganggu, ternyata dia termasuk dalam daftar penghuni surga.

Berarti Alloh SWT melihat aksi baik seseorang dari niat, bukan hanya nilai nominal saja. Itu kenapa kami mempersiapkan celengan di 25 titik di RSKO Jakarta.

Hal ini kami tujukan kepada orang-orang yang benar-benar berniat membantu baik itu nominal kecil berupa coin sampai dengan nominal yang besar, seikhlasnya.

**

Gerakan RSKO Peduli (Sumber Foto: dokumentasi pribadi)
Gerakan RSKO Peduli (Sumber Foto: dokumentasi pribadi)

Celengan bukan hanya sarana fisik, tetapi juga simbol kebaikan yang mengajarkan pentingnya berbagi secara rutin dan tanpa pamrih. 

Gerakan RSKO Peduli sudah bertahan selama 12 tahun menggunakan wadah donasi berupa celengan dan Kami penggerak ber 14 orang masih berusaha Istiqomah.

Kami mengetahui bahwa yg memiliki banyak rezeki akan memberikan langsung bagi teman yang tertimpa musibah. Kami berniat memberi wadah bagi rekan-rekan di RSKO Jakarta untuk berbagi dengan nilai seberapa saja. 

Jumlah besarnya donasi memang penting agar dapat membantu mengurangi beban, tetapi dari pengalaman Kami, keterlibatan teman-teman dan support lebih berharga bagi teman-teman yang tertimpa musibah.

**

Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @agan_reborn & @andrie_gan I Blog - kompasiana.com/rakyatjelat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun