Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 103 x Prestasi Digital Competition (69 writing competition, 24 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Diary Ku, Bagaimana Rehabilitasi Narkoba Mengubah Perilaku Pecandu

1 Maret 2024   16:57 Diperbarui: 2 Maret 2024   12:00 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RSKO Jakarta I Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi

Rehabilitasi narkoba sudah tahu belum? Nah, daku akan bercerita pengalaman hidup yang bisa dibilang penuh insight di mana pecandu narkoba dapat berubah perilakunya.

Tulisan ini merupakan catatan hidup daku (saya) ketika bertugas di Unit Rehabilitasi NAPZA yang merupakan unit di bawah Instalasi MPE dan Rehabilitasi NAPZA RSKO Jakarta. Daku bertugas dikisaran pertengahan tahun 2015 sampai dengan januari 2019. 

Tempat ini di mana para pecandu narkoba dapat diubah perilaku negatifnya, tapi sepertinya belum begitu "bergaung" di kuping masyarakat, baik itu lokasinya, programnya dan apa yang dicapai setelah rehabilitasi narkoba tuntas.

Pemikiran itu daku dapatkan ketika bergaul dibanyak komunitas seperti traveling, content creator, film, bangunan tua, seni dan budaya. 

Ternyata banyak yang tidak tahu, mereka hanya tahu kalau RSKO Jakarta menjadi tempat di mana artis direhabilitasi narkoba setelah ditangkap Kepolisian....kalau hal ini fix banyak yang tahu, karena beredar luas di media mainstream.


Selain itu, mayoritas masih berpikiran teknik pemulihan kecanduan narkoba semata-mata dengan pemberian obat-obatan medis yang dikurangi dosisnya perlahan. 

Bahkan, ada yang ekstrem pemikirannya, dimandiin dengan kepala dilelepkan di gentong air saat sakaw....addduuhhhh.....no...no...tidak terjadi...

Kembali di tahun 2015 s/d Januari 2019 di mana daku masih bertugas di sana, mereka (pecandu) tidak hanya mendapatkan penanganan medis saja, tapi juga diberikan metode psikososial, perubahan perilaku negatif pecandu dan bimbingan rohani.

Prosesnya dimulai dengan dilakukannya pemeriksaan/test narkoba, wawancara dan asesmen medis yang dinamakan Addict Severity Index (ASI). Tes ini nantinya dapat menentukan metode terapi yang digunakan dan dibutuhkan oleh resident (sebutan pecandu narkoba setelah masuk rehabilitasi) nantinya.

DETOKSIFIKASI

Jika syarat terpenuhi, resident akan diarahkan dalam layanan Medical Psikiatric Evaluation (MPE) yang lebih dikenal dengan sebutan detoksifikasi selama kurang lebih 14 hari.

Pada proses ini, resident diawasi secara ketat oleh pemberi asuhan untuk meminimalkan gejala putus zat (withdrawl) yang umum dialami dan kejadian keinginan untuk menyakiti diri sendiri bahkan kejadian bunuh diri.

Setelah layanan MPE, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan Tim Pemberi Asuhan akan menentukan dari hasil evaluasi apakah akan diarahkan ke layanan Rawat Jalan atau dilanjutkan ke Layanan Rehabilitasi NAPZA.

FASE INDUCTION

Apabila resident diputuskan lanjut ke layanan rehabilitasi NAPZA akan masuk ke tahap Entry/Orientasi/Induction yang dijalani kurang lebih 2 minggu. Dalam kurun waktu sebulan, ada aturan resident belum diperkenankan bertemu keluarga.

Ada ritual wajib yang dilakukan di tahap induction yaitu resident dijemput dari MPE ke Unit Rehabilitasi oleh Konselor, Perawat dan calon Buddy (resident yang akan menjadi pembimbing). Ini layaknya bagaikan keluarga menjemput anggota keluarga di bandara atau stasiun kereta untuk dibawa pulang ke rumah.

Apa yang dilakukan ini bertujuan menjalin hubungan emosional antara resident dengan calon keluarga barunya. Kemudian resident diperkenalkan di main hall Unit Rehabilitasi NAPZA kepada seluruh resident yang ditutup dengan pelukan bersama (image bahwa seluruh keluarga menerima anggota baru).

Ketika berada di Unit Rehabilitasi NAPZA sebutannya bukan bangsal rumah sakit tapi rumah atau house. RSKO Jakarta menyebut bangsal Rehabilitasi NAPZA dengan nama Halmahera House. Penyebutan staf yang bertugas pun dipanggil bro (brother) dan sist (sister). Semua yang berada di rumah Halmahera adalah keluarga.

Fase induction ini, resident akan diperkenalkan dengan terapi perubahan perilaku yang diintergrasikan dengan rehabilitasi medis oleh tim pemberi asuhan.

Ilustrasi Buddy I Sumber Foto : dokpri
Ilustrasi Buddy I Sumber Foto : dokpri

Selain itu ada peran Buddy yang akan diberikan pengetahuan dan pemahaman akan program rehabilitasi narkoba yang akan dijalani setelah fase induction.

Buddy berperan sebagai pendamping yang memberikan rasa nyaman dan aman bagi resident baru. Karena bila sudah aman dan nyaman maka resident akan dapat menjalankan program dengan baik.

Pada fase ini resident berinteraksi dengan all family melalui sesi terapi berkelompok, adaptasi diri atas perubahan kesadaran tentang dampak buruk narkoba, serta intervensi psikologi oleh tim pemberi asuhan.

Fase ini juga, resident dimotivasi agar dapat mondorong diri meminimalisir keinginan penggunaan kembali zat NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya). 

Bila resident terlihat mengalami kesulitan, tim pemberi asuhan memberikan metode Cognitive Behavioural Therapy (CBT) untuk mendorong proses perubahan.

Buddy dari resident baru akan mendapatkan tanggung jawab terlibat dalam pembinaan. Buddy akan menjadi big brother (kakak) bagi resident baru. Ada efek emosional bahwa resident baru tidak akan merasa terasing di rumah baru.

Nantinya apabila resident belum melakukan sesuai program maka yang diminta pertanggungjawaban adalah buddynya. Perlakuan seperti ini tentu ada maksud, agar ada ikatan bahwa jika resident tidak menjalani program yang menerima dampak buddynya, tentu akan ada rasa tidak enak bagi resident.

Pemilihan buddy dan konselor disesuaikan dengan karakter residentnya, agar saat pembinaan resident baru bisa lancar dan tidak menemui banyak kendala.

FASE PRIMARY

Fase berikutnya merupakan fase primary yang merupakan program inti dari rehabilitasi. Pada fase ini resident sudah dilepas atau mandiri, tidak didampingi oleh buddy. 

Resident akan diperkenalkan dengan konsep terapi komunitas (Therapy Community-TC) dan metode "dua belas Langkah". Therapy Community-TC menurut Hayton (1988), merupakan metode terstruktur guna mengubah perilaku manusia dalam lingkup komunitas dewasa yang bertanggung jawab. Metode TC ini akan berhasil dengan catatan resident menyelesaikan proses secara lengkap.

TC memiliki Motto "Man helping man to help himself" yang bermakna resident program Therapy Community memiliki tanggung jawab untuk saling tolong menolong dan membantu satu sama lain untuk pulih, sekaligus memulihkan diri sendiri dari ketergantungan akan narkoba.

Ini adalah tahap rekonstruksi diri dan penerapan pengetahuan yang didapat saat fase induction, di mana resident sudah bisa diberi tanggung jawab dan wawasan mengenai hidup dalam sekumpulan orang yang disebut family (keluarga). 

Fase ini juga merupakan tahap di mana perwujudan dari "blind faith" di mana resident menyadari dan percaya bahwa program yang dijalankan dapat memulihkan dirinya dari ketergantungan narkoba.

Ilustrasi kelas di rehabilitasi narkoba I Sumber Foto : dokpri
Ilustrasi kelas di rehabilitasi narkoba I Sumber Foto : dokpri

Resident akan menerima peran tanggung jawabnya di divisi yang ada direhabilitasi. Pada periode 2015-2019 ada divisi kitchen, housekeeping, dan loundry yang dikepalai oleh Head.

Para resident akan menjalankan tanggung jawab dari kepala (head) divisi masing-masing dan mendapatkan pengawasan dari Co-Expeditors (pengawas disiplin). Pada fase ini untuk melatih dan mendorong menyelesaikan isu yang berkembang di komunitas dengan 50 % supervisi. 

Dalam penerapannya agar bisa berhasil ada 3 program yang harus berjalan simultan dan bersinergi satu sama lain:

Pertama, behaviour management shaping, program membentuk tingkah laku di mana resident mengelola kembali tujuan hidup masing-masing, agar nantinya terbentuk perilaku yang sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat umum.

Para resident akan diberikan walking paper yang menjadi acuan bagi mereka dalam menjalankan program. Setiap pagi di morning meeting mengucapkan sumpah janji bahwa mereka berjuang untuk pulih dan menyampaikan apa yang dilakukan di 24 jam kebelakang.

Peran dan tanggung jawab akan diberikan sebagai simulasi kehidupan di dunia nyata. Simbol-simbol perilaku ditanamkan yang diulang setiap harinya, contohnya setiap orang hanya berhak satu cantolan baju, pakaiannya yang digantung dalam posisi rapi tidak ada yang tergulung lengannya atau celana panjangnya, kamar harus bersih yang di cek dengan ujung jari oleh Coordinator Resident (apakah ada debu?), tempat/box alat mandi harus tidak ada airnya setetes pun (menghindari ada jamur yang berkembang), Dan Lain Lain (DLL)

Kedua, anger management, program mengendalikan emosi dan psikologi, di mana resident diedukasi teknik-teknik psikologis yang bersifat life skills. Teknik ini berupa pengendalian diri, manajemen konflik, teknik bagaimana menghindar dari pergaulan atau kelompok pengguna dan resolusi emosi personal.

Beberapa contoh, pasien bila melakukan kesalahan akan mendapatkan pembelajaran dengan tugas menulis di secarik kertas putih sebanyak 3000 kata, harus lurus dan dapat dibaca. 

Disediakan box hasil prakarya mereka sendiri untuk tempat resident memasukkan kertas yang isinya permasalahan/benturan yang dihadapi dengan resident lain. 

Bila ada antar resident bersitegang akan dipertemukan dengan tangan dibelakang sambil berdiri dan saling menyampaikan, lalu diakhiri dengan berpelukan.

RSKO Jakarta saat itu menyediakan sarana prasarana untuk berkebun, melukis, memelihara ikan dan aktifitas kelompok art group oleh pekerja sosial. 

Selain itu ada kegiatan menyapu dan mengepel berirama di lingkungan rehabiltasi diluar area kamar setelah morning meeting (09.00 wib) dan setelah sport time (17.00 wib).

Dan ada juga program lainnya.

Ketiga, intelectual and spiritual shaping, program pengembangan pemikiran dan kerohanian, di mana resident diarahkan untuk dapat mengembangkan wawasan, dan nilai-nilai spiritual hidup agar mampu menghadapi dan memecahkan pergolakan kehidupan. 

Program ini diharapkan dapat memperbaiki kuantitas dan kualitas ibadah resident sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

Beberapa contoh, setiap shalat 5 waktu para resident yang beragama Islam diharuskan shalat berjamaah dan mengikuti relegius class (untuk semua agama) setiap hari jumat.

Sarapan dan makan siang + malam harus dilakukan bersama yang dipimpin chief (resident yang memimpin program hari berjalan) yang dimulai dengan berdoa.

Dan ada juga program lainnya

Re-Entry

Fase akhir rehabilitasi narkoba disebut dengan tahap Re-Entry, di mana resident dipersiapkan untuk dapat masuk kembali ke dalam kehidupan masyarakat luas.

Saat akan masuk Re-Entry tahun 2015 (setelahnya tidak ada program ini), mereka (resident) menjalankan tugas berperan sebagai pengamen atau badut-badutan. Ini merupakan simulasi ketika mereka masuk ke dunia nyata yang akan mendapatkan stigma dari masyarakat.

Resident diperkenalkan dan dilatih keterampilan kerja dan sosial (vocational training) agar dapat kembali layaknya warga masyarakat biasa.

Para resident dalam tahap ini juga diajarkan proses beradaptasi kembali ke dalam kehidupan sehari-hari agar mereka memiliki kemantapan diri bertemu masyarakat. 

Pada saat yang sama para resident membuat self-arrangement untuk pekerjaan/aktivitas diri yang dilakukan. Mereka pun diberi tanggung jawab mengelola uang.

Singat daku di sekitar tahun 2015, RSKO Jakarta mengadakan rumah-rumah pendampingan di asrama yang dikenal sebagai tahapan paska rehabilitasi. Tapi saat ini sudah tidak dijalankan.

**

Setiap masa ada kebijakan (programnya), setiap kebijakan ada masanya. Begitupun dengan RSKO Jakarta. Apa yang saya ceritakan ini adalah pengalaman saat bertugas di tahun 2015-2019, dan saat ini pun bisa saja sudah berubah. 

The Series Cerita Seputar Rehabilitasi (KLIK DI SINI)

..

Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan I Blog - kompasiana.com/rakyatjelata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun