Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kisah Nyata Kenapa Vaksinasi Covid-19 itu Penting!

23 Januari 2021   15:41 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:13 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa kita harus di Vaksin Covid-19? 

Patut diketahui pandemi Covid-19 melanda dunia dan memakan banyak korban. Apa yang daku (saya) lihat, rasakan, dan dengar amat memukul kesadaran daku bahwa vaksinasi Covid-19 itu penting. Ini kisah nyataku.....

Pukul 10.29 WIB kemarin (22 Januari 2021) smartphone ku berdering, panggilan WhatApps (WA) dari Ibu. Jantungku berdebar ada apa gerangan? Karena ibu pernah berkata bahwa apabila dirinya menelepon bukan chat WA berarti ada sesuatu yang penting untuk disampaikan.

Deskripsi : Chat WA keluarga yang mengabarkan berita duka keluarga mbak N I Sumber Foto ; Dokumentasi pribadi
Deskripsi : Chat WA keluarga yang mengabarkan berita duka keluarga mbak N I Sumber Foto ; Dokumentasi pribadi
Betul saja, Ibu mengabarkan bahwa Bapak Mertua dari sepupu Mbak N telah berpulang kehadapan Illahi. Daku pun terkejut karena sehari sebelumnya, 21 Januari 2021 sekitar pukul tiga sore adik iparnya meninggal dunia karena Covid-19. Kedua Almarhum dan Almarhumah tinggal di satu rumah, berarti dalam 24 jam ada 2 orang yang meninggal.

Rumah keluarga Mbak N dan keluarga mertuanya bersebelahan tanpa pagar pembatas. Berdasarkan keterangan Mbak N, keluarganya dan keluarga mertua menjalani isolasi mandiri di rumah menunggu Satgas Covid-19 Puskesmas melakukan swab PCR.

Daku bersama sahabatku Dayat pun datang ke rumah mbak N untuk mengantarkan logistik isolasi mandiri sekaligus takziah. Rumahnya di kawasan Ceger, Jakarta Timur sekitar 5 km dari tempat kerjaku di RSKO Jakarta. Bahan logistik tersebut daku letakkan di depan pagar rumah, lalu segera daku menelepon suami dari mbak N. 

Deskripsi : Kondisi didepan Rumah Sepupu Mbak N yang lenggang di hari berduka I Sumber Foto : Dokumentasi pribadi
Deskripsi : Kondisi didepan Rumah Sepupu Mbak N yang lenggang di hari berduka I Sumber Foto : Dokumentasi pribadi
Mbak N dan keluarga menyambutku dari dalam pagar. Bila daku melihat ada tujuh orang yang menyapa. Sedih sekali daku melihatnya karena disaat berduka tidak ada orang yang terlihat melayat, jalan di depan rumah terlihat lengang dan tidak menemukan bendera kuning. Hanya terlihat dua karangan bunga dari tempat kerja suami mbak N.

Kita (Daku dan Dayat) melihat dari jarak sekitar 15 meter di belakang mobil. Daku pun dengan suara keras dan lantang menghaturkan rasa duka dan juga menyampaikan telah mengirimkan logistik untuk isolasi mandiri di depan pagar.

Terlihat rasa sedih sekaligus bahagia dari wajah mereka bahwa ada keluarga yang datang memberi support di hari berduka. Wajah-wajah mereka menunjukkan itu. Daku dalam hati berharap semoga para tetangga tanggap atas kejadian ini. 

Minimal setiap hari dari lingkungan RT ada yang mengirimkan logistik makanan ke rumah mbak N, seperti yang dilakukan lingkungan rumahku di Cikeas kepada dua keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Dalam 3 hari terakhir beberapa rekan kerja beserta keluarganya di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta menjadi korban Covid-19. Kalau ditotal dari awal kasus pertama Covid-19 sampai saat ini lebih dari 100 orang terdampak baik itu terkonfirmasi positif Covid-19, maupun isolasi mandiri karena merupakan keluarga dekat dan menunggu hasil swab PCR (rekan kerja, kontak erat, memiliki gejala, dll)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun