Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengenali "Hoax" agar Kita Tidak Menjadi Korban Drama Kebohongan

7 Oktober 2018   14:30 Diperbarui: 8 Agustus 2019   17:26 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Saat ini Hoaks sudah bukan sesuatu yang aneh, karena hampir setiap hari di timeline social media ada berita Hoaks I Sumber Foto : dokpri

Masih banyak pula warga yang belum mampu mencerna informasi dengan benar dan berujung mudah share di social media dan what apps group. Yang berakibat di timeline media sosial saat ini banyak beredar informasi palsu 'Hoaks' dan fake news. Setiap harinya sebanyak 3.500 informasi palsu disebar ke media sosial ungkap Ibu Rosarita.

Bagaimana Bersikap Terhadap Informasi Palsu / Hoax

Dalam setahun terakhir daku membaca pemberitaan beberapa komplotan pembuat hoaks yang ditangkap. Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada tanggal 26 februari 2018 menangkap enam tersangka penyebar berita bohong alias hoaks dan ujaran kebencian alias hate speech dari kelompok penyebar hoaks yakni Muslim Cyber Army (MCA).

Setahun sebelumnya,7 agustus 2017, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri melakukan penangkapan pimpinan komplotan penyebar hoaks dan ujaran kebencian 'Saracen' berinisal J di Pekan Baru Riau. Komplotan Saracen menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian bermotif ekonomi.

Dilansir dari kompas.com (DISINI), berdasarkan hasil penelitian perpustakaan nasional tahun 2017, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu, dengan durasi waktu membaca per hari rata-rata 30-59 menit. Sedangkan, jumlah buku yang ditamatkan pertahun rata-rata hanya 5-9 buku.

Menurut Ibu Rosarita Niken Widiastuti kebanyakan masyarakat Indonesia malas untuk membaca dan mencerna informasi. Itu kenapa mereka jadi begitu mudah share tanpa menyaring informasi terlebih dahulu. Ada berita dari seorang yang dia kenal, dianggap benar tanpa cross check lalu menggunakan jari langsung share. 

Didepan kami para peserta Danone Blogger Academy 2018 ada fakta yang disampaikan oleh ibu Rosarita, bahwa penggunaan internet di Indonesia dari 10 orang ternyata 4 orang Indonesia aktif di media sosial. Dibanding negara lain, masyarakat Indonesia ternyata bisa dibilang cukup  "cerewet" di media sosial terutama chat. 

Deskripsi : Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Komeninfo yakni Ibu Rosarita Niken Widiastuti yang membahas
Deskripsi : Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Komeninfo yakni Ibu Rosarita Niken Widiastuti yang membahas
"Media sosial begitu powerfull dalam penyebaran informasi, dalam 1 menit sekitar 3,3 juta informasi dibagikan di Facebook, 29 juta informasi dibagikan di Whatsapp, 448 ribu informasi dibagikan di twitter, dan 65 ribu informasi dibagikan di instagram. Luar biasa kan"...ungkapnya nya dengan suara yang lembut dan tertata. 

Ibu Rosarita melihat terjadinya ledakan demografi jika diurus dengan baik akan bisa menjadi potensi untuk Indonesia. Namun potensi ledakan demografi pengguna internet malah digunakan untuk tujuan tidak baik yaitu menebar hoaks dan ujaran kebencian oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Untuk itu masyarakat haruslah berhati-hati terhadap berita yang muncul di timeline media sosial dan what apps group. Ibu Rosarita mewanti-wanti kepada kami peserta Danone Blogger Academy  2018 agar berhati-hati dan memberikan ciri-ciri informasi palsu, yaitu :

  1. Menciptakan kecemasan, kebencian, permusuhan dan lainnya.
  2. Sumber tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab atau klarifikasi.
  3. Pesan sepihak, menyerang, dan tidak netral atau berat sebelah.
  4. Mencatut nama tokoh berpengaruh atau pakai nama mirip media terkenal.
  5. Memanfaatkan fanatisme atas nama ideologi, agama, suara rakyat.
  6. Judul dan pengantarnya provokatif dan tidak cocok dengan isi nya
  7. Memberi penjulukan.
  8. Menggunakan argument dan data yang sangat teknis supaya nampak ilmiah dan dipercaya.
  9. Artikel yang ditulis biasanya menyembunyikan fakta dan data serta memelintir pernyataan nara sumbernya.
  10. Berita ini biasanya ditulis oleh media yang tidak jelas alamat dan susunan redaksinya.
  11. Manipulasi  foto dan keterangannya. Foto yang digunakan biasanya sudah lama dan berasal dari kejadian ditempat lain dan keterangannya juga dimanipulasi.

Pesan  dari Ibu Rosarita janganlah Ikut terlibat menyebar berita hoaks yang dapat berakibat membohongi orang disekitar kita. Jangan mudah share dan sebaiknya klarifikasi dahulu. Bila benar-benar belum jelas dan asal berita nya tidak kredibel, jangan asal share. Apalagi saat ini banyak beredar berita hoaks di media sosial maupun whats apps.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun