Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ular Viper Calon Pengganti Sang Elang (Hawk 109/209)

14 April 2018   13:01 Diperbarui: 29 Mei 2018   22:27 4351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : F16 Viper menunjukkan kemampuan manuvernya I Sumber Foto : airshowny.com

Memiliki jumlah alutsista sesuai kebutuhan minimun dan mutahir merupakan bagian dari menjaga kedaulatan bangsa dan kewibawaan sebuah negara. Kebutuhan alutsista bisa ditimbulkan karena peremajaan karena alutsista tersebut sudah tua atau beresiko menimbulkan kecelakaan.

Salah-satu alutsista dirgantara yang telah dilakukan peremajaan ialah penggantian pesawat tempur A4 Skyhawk dengan Sukhoi Su.27 & Su.30 flanker. Selain itu juga F.5 Tiger dengan Sukhoi Su-35 Super Flanker. Usia pakai F.5 Tiger sudah terbilang uzur dan acapkali menimbulkan kecelakaan. 

Perlu dijadikan catatan untuk pesawat tempur Hawk 109/209 produksi BAE Systems sudah mengisi jajaran TNI AU mulai tahun 1995 sehingga akan berusia 25 tahun pada 2020 atau 30 tahun pada 2025.

Deskripsi : Hawk 209 single sitter milik TNI AU | Sumber Foto : indomiliter.com
Deskripsi : Hawk 209 single sitter milik TNI AU | Sumber Foto : indomiliter.com
Dalam 2 tahun kedepan Indonesia pun harus sudah mempersiapkan pengganti sang Elang (Hawk 109 / 209) yang akan masuk usia 25 tahun mengabdi. Jet tempur apakah yang akan menggantikannya!!!... 

Sebelum kita membahas penggantinya kita harus tau dulu type pesawat tempur apakah Hawk 109/209. Type pesawat tempur juga macam2x ada jenis fighter, interceptor, serang darat, jet latih, bomber dan multi peran. 

Hawk merupakan sebuah pesawat jet latih (trainer) interim untuk pilot pesawat tempur jet generasi 4 ( F-15, F-16, dll). Hawk 109/209 tertanam radar modern APG-66 ( khusus varian Mk 200 ) dan dapat membawa rudal AIM-9 Sidewinder (misil udara ke udara) . Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI AU sejak tahun 1997. Berbeda dengan Hawk 109, untuk Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk. Pesawat jet ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack.

Nah, dalam 2 tahun kedepan pastinya pemerintah sudah harus memikirkan penggantinya. Yang pasti teknologi terkini dan dapat dipakai 25 tahun kemudian terhitung 2020 atau 2025. 

Saat ini teknologi tercanggih pesawat tempur ialah generasi 4.5 (4+++) dan generasi 5. Untuk generasi ke 5 yang termutakhir dengan teknologi Siluman hanya 1 pesawat tempur yang saat ini dijual ke negara lain yaitu pesawat tempur (stealth) F.35 Lighting II produksi USA. Namun, pesawat-pesawat lain (SU57-Rusia , J20-China & F.22 Raptor-USA) tidak dijual bahkan masih ada yang tahap experemental dan uji terbang. 

Dilansir dari new.okezone.com (30/03/2018), Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna pada saat melakukan kunjungan kerja ke Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Kamis (29/3/2018). Beliau menegaskan, bahwa pengganti Hawk akan lebih canggih. Pesawat hawk akan diganti dengan pesawat yang baru yakni pesawat generasi baru 4,5 (empat setengah).

Untuk pesawat tempur generasi 4,5 yang terdapat saat ini yaitu EurofighterTyphoon, Dassault Rafale, F-15E Strike Eagle, F-16 Viper, F/A-18E/F Super Hornet, Su-30 varian terbaru, Su-35, Gripen E, MiG-35 dan JF-17 Thunder buatan China-Pakistan yang kini juga akan di-upgrade menggunakan radar AESA.

Indonesia tahun 2018 ini akan memiliki pesawat tempur generasi 4,5 yaitu SU.35 super flanker buatan Rusia. Pesawat tempur ini bukan untuk menggantikan sang Elang (Hawk 109/209)  tetapi menggantikan sang Macan (F.5 Tiger). 

Salah-satu yang akan daku ulik dari generasi 4,5 yang bisa jadi pilihan pengganti Hawk 109/209 yaitu Sang Ular Viper F.16 tipe C/D block 70. 

Viper, Generasi Terbaru dari Keluarga F16.

Indonesia termasuk negara yang menggunakan layanan pesawat tempur F. 16 Fighting Falcon. Awal tahun 2018 telah diserahkan hibah 24 pesawat tempur jenis F.16 tipe C dan D dari USA ke Indonesia. 24 pesawat tempur F.16 tipe C & D ini menambah Jumlah F.16 dari yg dimiliki sebelumnya 10 pesawat tempur F.16 tipe A dan B. Total saat ini Indonesia memiliki 34 unit F.16.

Untuk F.16 type C/D block 70 yang dikenal dengan sebutan F.16 Viper (F.16V) merupakan kelanjutan teknologi dari tipe sebelumnya. Pada F16 A/B memiliki keunggulan low cost, manuver 9G dan jet tempur pertama di dunia yang menggunakan teknologi fly by wire. Lalu pada F16 C/D memiliki tingkat presisi penyerangan yg baik, kemampuan HARM (High Speed Anto Radiation Missile), dan radar syntetic aperture. 

Bagaimanakah dengan F.16 Viper sendiri  ? ... Sang ular ini merupakan jet tempur multiperan generasi ke 4 salah-satu yang tercanggih. Sistem F.16V dapat mendeteksi ancaman, mencegah dan menindak dari jarak jauh. Jet tempur klasik yang di modernisasi ini dirancang untuk ancaman maritim. Pesawat dapat mendeteksi kapal laut dalam kondisi yang sulit, menangani pencurian ikan, pengawasan penebangan hutan ilegal, dan mencegah armada musuh masuk ke wilayah terotorial negara. 

Deskripsi : Tampak samping F16 Viper I Sumber Foto : pinterest
Deskripsi : Tampak samping F16 Viper I Sumber Foto : pinterest
F.16V memiliki keunggulan pula dari sisi biaya operasi. Jet tempur ini memiliki biaya operasional jam terbang 30% lebih rendah dibanding pesawat tempur pesaingnya. Jumlah jam terbang yang tinggi sebelum masuk masa perawatan dan tingkat interoperabilitas yang tinggi dalam kerjasama pertahanan dikawasan regional. 

Apa yang membuat F.16V ini bisa dikatakan jet tempur generasi 4,5 yaitu dilengkapi Scalable Agile Beam Radar (SABR), peningkatan pada consul misi pesawat, sistem pesawat, struktur pesawat, kokpit, dan sistem peperangan elektronik.

Keunggulan utamanya terletak pada penggunaan radar AN/APG AESA -SABR (active electronic scanned array). Radar ini memberikan sinyal deteksi menembus berbagai frekwensi, jarak deteksi yg jauh, resistensi terhadap jamming, mampu mendeteksi 3 matra sasaran  baik udara, laut dan darat), memiliki tangkapan yg rendah dari radar musuh dan berkemampuan operasi udara ke udara plus udara ke darat secara stimulan.  

F.16V mampu memberikan interoperabilitas bagi pilot jet tempur generasi 4 dan 5 serta proses pengolahan data yang lebih maju. Jet tempur ini dilengkapi berbagai perangkat yang dapat meningkatkan level kewaspadaan (situational awarness) penerbang.

F16V dikenal sebagai F16 C/D block 70. Kokpit pada Viper memang masih mengacu pada kokpit block 50/52 yang menjadi basisnya, tetapi ada perbedaan dimana hampir nyaris tidak dilengkapi tombol-tombol konvensional. 

Deskripsi : Kokpit F16 Viper yg memiliki layar2x lebar dengan minim tombol konvensional I Sumber Foto : Majalah Angkasa
Deskripsi : Kokpit F16 Viper yg memiliki layar2x lebar dengan minim tombol konvensional I Sumber Foto : Majalah Angkasa
Terdapat layar-layar lebar pada kokpit Viper seperti Common Color Multifunction Display dan Center Pedestal Display. Kedua layar tersebut terintegrasi dengan Improved Programble Display Generator (IPDG) yang dapat menampilkan data dari radar AESA, Link-16 serta Color Moving Map. 

Kecanggihan sang ular ini patut diduga masih dibawah 100 juta dollar USD. Harga tersebut tergantung dari paket pembeliannya sang ular. 

-----ooooooooooo-----

F.16 merupakan pesawat tempur legendaris generasi ke 4. Pesawat tempur bermesin tunggal ini didunia telah terjual 4.588 unit dan digunakan oleh 28 operator dalam 40 tahun terakhir. Lockheed Martin pun telah mengupgrade 1.000 unit F.16.

Untuk membeli pesawat tempur generasi ke 5 yang memiliki spesifikasi stealth (siluman) terbilang sulit karena negara pengembangnya enggan menjual ke negara lain. Karenanya mungkin kenapa Menhan dan TNI AU menjatuhkan pilihan ke teknologi generasi 4,5. Bisa jadi F.16 Viper menjadi pilihan oleh pemerintah karena memiliki kemampuan pengawasan maritim.

Sumber : Majalah Angkasa

Artikel terkait alutsista lainnya

1. Pembelian SU 35 Indonesia : DISINI

2. Resmi Heli Tempur Apache Milik Indonesia : DISINI

3. Kereta Perang Iblis (Helikopter Tempur Mil-Mi 35 Hind) : DISINI

.

Salam Hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto

Web  I  Instagram  I  Twitter  I  email : mastiyan@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun