Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 101 x Prestasi Digital Competition (68 writing competition, 23 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menteri Rudiantara yang Tidak Alergi Bahasa Gaul

3 Februari 2018   21:24 Diperbarui: 4 Februari 2018   09:13 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi : Groufie bareng Pak Rudiantara dengan Kompasianers pemenang live tweet & pertanyaan on the spot I Sumber Foto : Kompasiana

Karir Rudiantara tidak hanya di dunia telekomuniasi, dia sempat berkiprah sebagai CEO Bukitasam Transpacific Railways, CEO Transpacific Railways Infrastructure, Wakil Direktur Semen Gresik, dan Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero). Kemampuan manajerial dan wawasannya tidak hanya mampu membenahi perusahaan telekomunikasi saja, yang berujung pria kelahiran Bogor ini dipercaya Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika RI. 

Deskripsi : Pak Rudiantara berusaha membuat suasana cair dengan bahasa gaulnya I Sumber Foto : Andri M
Deskripsi : Pak Rudiantara berusaha membuat suasana cair dengan bahasa gaulnya I Sumber Foto : Andri M
Pada saat berbicara didepan kami (kompasianers) beberapa kali daku dengar becandaan dan bahasa anak gaul baik itu gaya anak gaul 90'an, 2000-an, dan kids zaman now terucap dari bibirnya ketika membahas tentang konten, produk komunikasi dan jaringan internet. Diawal dia bercanda dengan menyebut mas Isjet ketika bertanya kepada kompasianers yang belum memiliki smartphone 4G "Kalau minta doorprize sama Isjet buat yang phonecell nya belum 4G. Tapi ini orang kayaknya putra ke 26, yang pertama Is A, lalu Is B dan Is Z ke 26," disauti dengan gelak tawa kompasianers yang hadir.

Lelucon lain ketika Pak Rudiantara mencontohkan ketika manajemen salah satu brand besar yakni Apple menjawab tantangan pemerintah Indonesia menyangkut 30 % Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) "Rud, Lu gile pasar gue secuil, terus lu suruh 30 % TKDN.  Gue harus pabrikasi di Indonesia mendingan kagak masuk," candanya. Ia pun tidak sekedar canda dari kata tersebut, Pak Rudiantara melanjutkan dengan penjelasan bahwa dengan peraturan 30 % TKDN  jangan sampai menghalangi masyarakat kita menyentuh, dan mendapatkan manfaat teknologi terbaru.

Menurut Pak Rudiantara, aturan 30 % TKDN bisa dalam bentuk hardweare, softweare, aplikasi yang cocok bagi Indonesia, atau komitmen investasi. Aturan yang dibuat fleksibel ini akhirnya membuat pemerintah bisa bernegosiasi dengan Apple untuk bisa masuk ke Indonesia. Tujuan pemerintah ialah manfaat bagi masyarakat Indonesia.  

Hal ini berujung Apple pada tahun ini akan membangun R&D dikawasan Green Office Park, Bumi Serpong Damai (BSD) sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Apple berkomitmen akan merekrut orang-orang Indonesia untuk mebuat aplikasi berbasis ios untuk Indonesia. Indonesia menjadi negara ke tiga di luar Amerika selain Brazil dan India. Keberadaan R&D Apple akan memberi nilai tambah bagi masyarakat Indonesia karena yang mengembangkan ada putera Indonesia nantinya.

Coletahan ala anak gaul lain ketika Pak Rudiantara membahas kebijakan Palapa Ring "Punya ponsel keren tapi lu nggak punya jaringan, akhirnya dipake buat potret doang. itu yang dihadapi masyarakat di perbatasan-perbatasan kita," sambil senyum kecil dan para kompasianers menyusul ikut tertawa.

Pemerintah memiliki target pada tahun 2019 untuk kota/kabupaten di seluruh Indonesia sudah tercover jaringan 4G. Kenapa saat ini belum ter-cover semua karena membangun infrastrukturnya mahal, saat ini kecepatan internet di Jakarta 7 mbps sedangkan didaerah hanya 300 kbps ini menunjukkan secara nasional kecepatan internet belum merata. 

Kenapa ini bisa terjadi karena provider fokusnya ke kota besar, pemerintah membuat kebijakan keberpihakan yaitu Palapa Ring yang menyambungkan rangkaian jalur internet yang tidak diambil oleh provider. Candaan lain menggunakan gaya bahasa warung kopi ketika Pak Rudiantara bercerita dimana ia bertanya kepada provider kenapa tidak mau membangun di titik-titik death zone jaringan internet dan kemudian dijawab oleh provider "kagak ada bisnisnya bagaimane balik modal"

Bahkan kata Pak Rudiantara bertanya kepada provider "bro, eeehh kapan bangun ke natuna ? ... "

Ceritanya dijawab provider " disono kagak ada orang. bagaimana gue balik modal...".

Pak Rudiantara mendesak berdasarkan ceritanya "eehh lu gile yaks,  itu Presiden Jokowi udah kesono 3 (tiga) kali"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun