Gambar di atas merupakan gambaran dari beberapa media yang melaporkan minimnya APD bagi tenaga medis di Indonesia untuk melakukan penangan covid-19. Kasus covid-19 ini proses penyebaran sangat cepat, dengan jumlah penambahan tenaga dan alat medis yang tidak cukup untuk mengatasi dan menyelesaikan penyakit akibat virus covid-19[4].
Berdasarkan latar belakang tersebut kami Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta melalui program KKN (Kerja Kuliah Nyata) dengan menerapkan protokol kesehatan yang diajurkan oleh pemerintah membuat suatu inovasi untuk mencegah penyebaran virus covid-19 semakin meluas dengan membuat Refilled Face Shield. Refilled Face Shield merupakan alat pelindung diri (APD) berupa pelindung wajah yang bersifat dapat diisi ulang yaitu dengan cara mengganti bagian kaca pelindungnya saja. Penggunaan Face Shield salah satu upaya dalam upaya pengendalian virus covid-19 karena terbatasnya masker wajah dan penutup muka. Refilled Face Shiled memiliki keunggulan yaitu dapat di gunakan berulang kali. Pembersihannya dapat dilakukan dengan menggunakan sabun dan desinfektan, Face Shield ini lebih nyaman di gunakan daripada masker. Pembuatan Refilled Face Shield ini bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan jumlah sampah medis, untuk melindungi para tenaga medis dan memperkecil tingkat kematian tenaga medis akibat penularan virus covid-19, serta untuk menambah jumlah  stok alat pelindung diri bagi rumah sakit. Selain itu, kegiatan yang dilakukan adalah  pendistribusian Refilled Face Shield ke rumah sakit se-jabodetabek, perangkat desa dan perangkat RW wilayah Jakarta Utara.
METODE
Metode yang dilakukan dalam pembuatan Refilled Face Shield ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat dalam program KKN adalah :
Proses pembuatan Refilled Face Shield dimulai dengan merancang dan mendesain bentuk dari pelindung wajah (Face Shield) sesuai protokol Kesehatan. Proses desain dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (Komputer). Dalam mendesain dan merancang produk banyak hal yang harus diperhatikan, dari segi kenyamanan, keamanan, dan kemudahan untuk calon pengguna Face Shield. Refilled Face Shield dirancang untuk dapat digunakan berkali-berkali sehingga dapat mengurangi jumlah sampah medis.
Proses selanjutnya adalah proses produksi Refilled Face Shield, tahap ini adalah tahapan paling penting untuk dapat membuat Face Shield yang sesuai protokol kesehatan. Proses pembuatan atau produksi Refilled Face Shield menggunakan alat-alat sederhana seperti : gunting, lem tembak, blower, alat pemotong pipa, one hole punch carl, dan cutter.
Tahap Quality Control adalah proses dimana Refilled Face yang sudah jadi diperiksa kembali oleh beberapa tim untuk menilai apakah layak untuk digunakan dan disalurkan ke tenaga medis. Apabila sudah memenuhi standar protokol kesehatan maka Refilled Face Shield siap untuk didistribusikan ke rumah sakit dan ke perangkat desan dan RW, namun apabila tidak memenuhi standar kesehatan yang ada maka akan dirancang ulang kembali sehingga dapat memenuhi standar protokol kesehatan.
Proses berikutnya yaitu proses pengemasan Refilled Face Shield ke dalam kotak untuk memudahkan dalam proses pendistribusian ke rumah sakit dan perangkat desa serta RW. Proses pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati dan penanganan yang tepat sehingga tidak merusak Face Shield yang didalam kotak tersebut.
Tahapan selanjutnya adalah menulis artikel ilmiah berupa jurnal. Penulisan dilakukan untuk menyampaikan hasil seluruh kegiatan program KKN sebagai bentuk pengabdian masyarakat sehingga dapat dimengerti hal yang telah dilakukan dan dijadikan pembelajaran.