Mohon tunggu...
Ra Kawi Padelegan
Ra Kawi Padelegan Mohon Tunggu... Pustakawan - Mědhang i Bhūmi Kahuripan

“kumaliliŕana kulitkaki, makadrwya rājalaks̗mī, muwahakna harsa nikanang rāt, mūnarjiwakna sang hyang sarwwadharmma”.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekar Anedeng Ri Karttikamasa

22 Oktober 2020   21:27 Diperbarui: 22 Oktober 2020   21:32 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murraya paniculata (kemuning)

Kelahiran adalah nafas Ilahi yang ditarik naik menuju ujung kepala, yang akhirnya bercampur bagai sinar matahari yang terang benderang.

Kehidupan menjelma bagai rembulan muncul dari balik kegelapan, yang dibayangkan bak permata suci mengambang di antara bintang.

Batin berdengung menjelang kematian, di pusat jiwa sinarnya itu luntur di ujung pandangan.

Sari-sari mantra dirapalkan dengan dupa ditaburi wangi-wangi bunga, benarlah cinta ini bangkit berkat pemujaan pada bathara Manmatha.

Ketika bunga-bunga kemuning mekar sebab tertimpa riris gerimis sepanjang malam, cinta ikut bersemi dengan aroma kembang yang memaksa masuk dalam pikiran.

Keharuman bau dupa, ikal bunga pacar galuh yang bergerak, kapur wangi dan sumanasa menyebar bak kembang cinta, mereka adalah persembahan kepada bathara pemilik keindahan bulan keempat.


Labuh Kapat, 1942 Saka. Paro terang ke-7 Bulan Karttika. Aryang-Umanis-Wrespati wara. Pahang. Purwasadha nakshatra Sukarma yoga Girija karana. Wayuywasta Aja Ekapada dewata.

Murraya paniculata/dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun