Mohon tunggu...
Raka Aprillia Eka Putra
Raka Aprillia Eka Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaknai Esensi dan Eksistensi dalam Filsafat Jean Paul Sartre

25 April 2022   20:14 Diperbarui: 12 Mei 2022   12:57 10390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

membicarakan sesuatu tidak pernah lepas dari makna, makna yang dimaksud adalah sesuatu yang berarti. ketika ada pertanyaan, mengapa segalanya harus mempunyai substansi dan apakah substansi itu sudah ada atau dibuat untuk ada.

Dalam pemikirannya, Jean Paul Sartre menanggapi hal tersebut dengan teorinya tentang esensi dan eksistensi. Apa itu esensi? singkatnya esensi adalah hakikat atau sebuah kodrat yang ditanam kepada sesuatu agar sesuatu itu mempunyai makna atau substansi. Dan selanjutnya, apa itu eksistensi? dari namanya "eksis" yaitu keberadaan, atau segala sesuatu yang menekankan bahwa sesuatu itu ada.

Fenomenologi eksistensialisme merupakan filsafat antropologis, karena berfokus pada otonomi dan kebebasan manusia. Jadi, sementara para ahli memandang eksistensialisme sebagai bentuk humanisme. Sartre dalam pemikirannya mengungkapkan bahwasannya eksistensi itu lebih dahulu ada dibanding esensi. Sartre menyebut bahwasannya manusia itu adalah makhluk yang mempunyai eksistensi lebih dahulu dibandingkan esensi. Karena manusia tidak mempunyai tujuan ketika baru dilahirkan, maka esensinya datang ketika ia melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Singkatnya begini,

"manusia lahir dalam keadaan tidak tahu apa apa dan polos, tapi ketika ia tumbuh dan berkembang, ia akan melakukan sesuatu, ia akan berbuat sesuatu, dan tindakannya itu adalah esensinya"

manusia bertanggung jawab penuh atas hidupnya. artinya manusia harus bertanggung jawab penuh atas segala keputusan yang diambil , dan harus dipertanggung jawabkan atau semua manusia,bukan secara individual.

Jean Paul Satre mengungkapkan sebagai mana berikut :

"am responsibe for myself and for everyone else. I am creating a certain image of man of my own choosing. In choosing myself, I choose man."

yang artinya adalah Saya bertanggung jawab bagi diri sendiri dan bagi setiap orang lain. Saya menciptakan gambaran tertentu tentang manusia atas dasar pilihan saya sendiri. Dalam memilih bagi diri sendiri, saya memilih bagi manusia.

intinya, apapun yang dipilih manusia secara individual, itu adalah penegasan, dan apapun pilihan yang dipilih adalah pilihan yang terbaik, tidak ada satupun pilihan yang lebih baik bagi seseorang, kecuali itu bermanfaat bagi sesama manusia. Hal ini berbanding terbalik jika yang dilihat adalah benda. benda mempunyai tujuan ketika belum dibuat, maka bisa dibilang jika benda mempunyai esensi yang lebih dulu daripada eksistensi. Contohnya adalah Pisau yang dibuat oleh manusia pasti mempunyai tujuan, untuk memotong. manusia membuat pisau dengan tujuan untuk memotong, Artinya adalah pisau sudah mempunyai tujuan bahkan ketika pisau itu belum dibuat. Sebuah benda dibuat dengan suatu maksud tertentu, maka dari itu bisa dikatakan bahwa esensinya lebih dulu dibandingkan dengan eksistensinya.

Maka benang merah yang dapat ditarik dari pemikiran Sartre adalah segala sesuatu pastinya memiliki makna dan arti, terlepas itu makhluk hidup atau bukan. Sartre ingin mengatakan jika kehidupan tidak pernah lepas dari kodratnya dan keberadaanya. Benda yang dibuat selalu mempunyai kegunaan berdasarkan kodratnya, dan manusia dilahirkan untuk berbuat sesuatu yang akan menjadi esensinya di hari yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun