Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Ketika AI Ikut Berakting

26 September 2025   20:00 Diperbarui: 27 September 2025   08:19 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Still photo Adrien Brody dalam film The Brutalist (Sumber: IMDb)

Tinggal hitungan bulan saja Oscar 2026 akan segera digelar. Panitia sebaiknya mempertimbangkan banyak hal yang menjadi evaluasi penonton saat gelaran Oscar 2025. 

Salah satunya adalah penggunaan AI dalam keaktoran yang ditengarai terjadi pada Adrien Brody dalam film The Brutalist. 

Sebelum Oscar 2025 dilaksanakan, sebagian pihak melayangkan protes agar Adrien dicoret dari daftar nominasi. Namun keriuhan ini nampaknya tidak terlalu berpengaruh pada Oscar voter, yang malah membawa Adrien memenangkan kategori "Best Actor in a Leading Role".

Adrien Brody dan aksen Hungaria

Apa sih yang sebetulnya diributkan? Ya, penggunaan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk memoles aksen Hungaria sang aktor.

Kalau kamu pernah nonton film dengan karakter asing yang aksennya "nggak nyampe", pasti rasanya agak janggal. Aksen itu bukan sekadar gaya bicara. Dia membawa nuansa, latar budaya, bahkan emosi karakter. 

Adrien Brody dan pemain utama lainnya, Felicity Jones, kabarnya sudah latihan keras bareng pelatih dialek. Tapi saat proses ADR (pengisian ulang dialog), hasilnya belum maksimal. 

Masuklah Respeecher, teknologi AI asal Ukraina, yang bisa menyempurnakan pelafalan dan intonasi. Sang editor film, Dvid Jancs, bahkan menyumbangkan suaranya sendiri ke sistem AI untuk bantu menyempurnakan dialog berbahasa Hungaria. (IndieWire, Feb 2025)

Hasil akhirnya? Aksen Brody terdengar lebih otentik, katakanlah lebih "Hungaria", meski sebagian suara itu sebenarnya bukan miliknya.

Merespons kontroversi ini, sutradara Brady Corbet menegaskan bahwa performa Brody tetap asli. AI hanya membantu di bagian teknis, bukan menggantikan ekspresi atau emosi. 

Walau begitu, tetap saja ini memunculkan satu pertanyaan. Kalau suara aktor sudah dipoles mesin, apakah kita masih menonton performa "murni"?

Di satu sisi, ini bisa dianggap sebagai bagian dari proses kreatif. Ya sama halnya dengan color grading atau sound mixing, AI jadi alat bantu untuk menyempurnakan hasil akhir. Tapi di sisi yang lain, hal ini juga bisa mengaburkan batas antara seni dan manipulasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun