Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Fiksi Humor Ramadan: Keutamaan Memberi Makan yang Berpuasa

12 April 2023   14:29 Diperbarui: 12 April 2023   14:37 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagi takjil/halodoc.com

Alhamdulillah, tak terasa kita sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadan. Di waktu ini, Islam menganjurkan untuk memperbanyak ibadah itikaf di masjid dan menggapai lailatur qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Sebagai penyemangat ibadah di detik-detik terakhir Ramadan, saya mau berbagi kisah tentang seorang pria muda yang begitu semangat-semangatnya beribadah di Ramadan tahun ini. Sebut saja Mawar, eh Heri namanya.

---

Sejak magrib Heri sudah memandangi laptop dan membuka sebuah channel televisi yang menayangkan sidang isbat. Heri menunggu pengumuman dari pemerintah mengenai penetapan 1 Ramadan.

Heri sudah siap dengan outfit tarawih terbaiknya. Memakai baju koko, sarung, dan peci di kepalanya. Jaga-jaga jika 1 Ramadan ditetapkan esok hari, Heri sudah siap berangkat ke masjid untuk tarawih.

"Berdasarkan hasil pengamatan hilal di sejumlah titik, dan sidang isbat bersama dengan ormas Islam, pemerintah menetapkan 1 Ramadan jatuh pada esok hari, Kamis 23 Maret 2023", suara Pak Menteri yang ditunggu-tunggu oleh Heri.


Heri riang gembira untuk berpuasa. Ia pun langsung berangkat ke masjid yang jaraknya hanya 10 meter saja dari rumahnya.

Sebelum tarawih, sang imam mengawalinya dengan khutbah.

"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga", buka sang imam yang memulai khutbah tarawih malam pertama dengan keutamaan memberi makan yang berpuasa.

Mendengar ceramah dari sang imam, Heri yang sedang semangat-semangatnya beribadah bergumam dalam hati.

"Wah ini kesempatan saya untuk berbuat baik", gumam Heri dalam hati sembari ia akan melaksanakan niat kebaikannya esok hari.

Pulang tarawih, Heri scroll kontak WhatsApp mencari teman yang akan dijadikan targetnya untuk berbuat baik.

Pencariannya berhenti ketika menemukan kontak atas nama Erik, temannya di tempat kerja sebelumnya.

Heri: "Assalamualaikum Rik, apa kabar masih di tempat lama?"

Erik: "Waalaikumussalam Her. Baik nih. Iya masih di tempat lama. Nggak ada pilihan. Kamu apa kabar?"

Heri: "Aku baik juga Rik. Besok bukber yuk, kamu nggak balik 'kan ke kampung? Sekalian ngobrol-ngobrol lah"

Erik: "Siplah, habis gawe langsung meluncur deh ke tempat biasa"

Heri: "Ok"

Esoknya, Heri dan Erik sudah tiba di tempat makan yang mereka sepakati. Mereka saling sapa, saling menanyakan kabar, dan bercerita riang tentang aktivitasnya masing-masing.

Setelah dirasa suasana sangat cair, dan momennya tepat, Heri mulai mengalihkan pembicaraan.

Heri: "Rik, kamu sering dengar nggak hadits yang mengatakan kalau orang memberi makan yang sedang berpuasa, pahalanya sama dengan orang yang sedang berpuasa"

Erik: "Sering lah Her. Populer itu di ceramah-ceramah. Ada lanjutannya malah. Katanya tanpa mengurangi pahala berpuasa orang yang memberi makan tersebut"

Heri: "Keren kamu Rik. Sekarang saya percaya kalau kamu pernah mondok"

Erik: "Emang kenapa, kamu mau traktir kan ya?"

Heri: "Saya nggak bawa dompet, ketinggalan. Heheh."

Erik: "?#!?#@!&^?$%#$"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun