Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Gita Cinta dari SMA", Romansa Remaja yang Menyesakkan Dada

9 Februari 2023   07:00 Diperbarui: 9 Februari 2023   16:01 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tolong om jangan JAHAT!/Starvision

Ratna diam-diam (lebih tepatnya agresif) mengagumi sosok Galih, dan mulai mencuri-curi perhatian darinya. Lama kelamaan mereka saling jatuh cinta.

Sampai tiba mereka jatuh cinta, itu artinya Gita Cinta dari SMA sudah setengah babak.

Alur ceritanya sederhana saja sebetulnya. Dengan mengambil latar tahun 80-an, Gita Cinta dari SMA nggak aneh-aneh dalam bercerita. Semuanya berjalan dengan alur yang maju dan linear.

Saya suka sekali bagaimana film memperkenalkan karakter mereka lewat momen manis nan singkat. Seperti ketika Ratna meminjam buku catatan yang ternyata di dalamnya ada puisi Galih berjudul 'Kepada R'. Lalu Ratna dibuat 'geer' sendiri dengan inisial R di buku tersebut yang ia yakini adalah inisial dari namanya.

Bukan kateringnya yang bikin sedap, tapi kehadirannya mewakili pandangan perempuan masa kini/Starvision
Bukan kateringnya yang bikin sedap, tapi kehadirannya mewakili pandangan perempuan masa kini/Starvision

Terkait pemilihan aktor, sebelumnya saya sempat under estimate ketika Prilly ditunjuk sebagai Ratna. Usia Prilly yang sudah 25 tahun harus berperan sebagai anak SMA yang usianya 7-9 tahun lebih muda dari usia aslinya.

Memang persoalan look bisa diatasi oleh make-up dan wardrobe atau juga dari permainan kamera sehingga tampilan yang muncul bisa meyakinkan kalau Ratna memang masih SMA.

Bagusnya, Prilly nggak terjebak pada tampilan artifisial 'harus dimuda-mudain', tapi ia justru percaya diri menyelami karakter Ratna. Saya jadi paham kenapa Chand Parwez Servia tidak mengambil bintang baru untuk mendampingi Yesaya Abraham.

Ya, bagian-bagian emosional dan dialog panjang berhasil Prilly mainkan tanpa terbata-bata. Apalagi dengan menggunakan bahasa baku di eranya, Prilly juga tampil lebih luwes dan natural. Bisa dibandingkan dengan dua bestie-nya yang terkadang dialognya masih kurang nyaman terdengar di telinga.

Saya kira Prilly memang aktor yang cerdas yang mungkin selama ini bakatnya tertutupi karena ia lebih banyak bermain horor yang kurang memberikan kesempatan untuk eksplorasi karakter lebih luas.

Tapi suguhan terbalik ditampilkan oleh Yesaya Abraham. Saya merasa karakter Galih yang diperankannya lebih ke arah malu-malu daripada dingin nan misterius. Kepintarannya di bidang akademik kurang terpancar dengan kharismatik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun